Tulisan ini saya buat sebagai respon pribadi terhadap khotbah dalam ibadah sektor Kana, Jemaat GKOI Maranatha, tgl. 8 Juli 2023 yang disampaikan oleh Ibu Nurmala Sari.
Ternyata konsep Hidup Kudus adalah sebuah doktrin yang tidak mendapat tempat yang tepat dalam Gereja masa kini. Tema khotbah tadi malam menggugah saya untuk berpikir kembali dan menggali segenap pengetahuan dan pemahaman saya tentang hidup kudus dalam pengertian Alkitab.
Pada bagian ini saya ingin mengajak pembaca melihat fenomena yang terjadi didalam gereja modern tentang bagaimana mereka memandang Doktrin Hidup Kudus dalam hubungannya dengan kehidupan sehari-hari Kristen ditengah dunia yang tidak kudus. Bagaimana Gereja memandang eksklusifitas dirinya dalam tanggungjawabnya membawa terang ke tengah dunia yang mengharuskannya membuka diri.
Prinsip-prinsip Kristen yang mulia tidak lagi mendrive keputusan dan tindakan gereja. Alkitab ditafsirkan untuk memenuhi kebutuhan toleransi padahal seharusnya Kristen harus menggali apa kata Alkitab tentang toleransi dan tunduk terhadap tafsiran tersebut.
Terlepas dari berbagai pernyataan dan tafsiran Alkitab tentang suatu hal, bagaimana Kristen awam mengenal dan menerima sebuah tafsiran yang dapat dianggap sebagai kebenaran atau setidaknya lebih mendekati kebenaran? Karena faktanya, setiap teolog mengklaim dirinya sebagai yang paling mendekati kebenaran!
Modernisasi masyarakat dalam ekonomi, teknologi dan pendidikan telah berdampak kepada gereja. Kristen secara pribadi maupun organisasi cenderung berpikir instant dan praktis dalam menyatakan kebenaran. Contohnya: Gereja yang benar adalah yang jemaatnya banyak. Pendeta yang diurapi adalah yang paling sering tampil di media sosial dan yang followers akun media sosialnya banyak.
Kemana seharusnya gereja sebagai kumpulan orang percaya melabuhkan dirinya? melandaskan keputusan-keputusannya dalam berjemaat ditengah dunia yang membutuhkan terang Injil? Bagi saya, memahami Doktrin Hidup Kudus adalah langkah awal Kekristenan yang sederhana dalam mengarungi kompleksitas dunia ini.
Merujukkan diri pada Alkitab sebagai satu-satunya sumber primer dari semua pemahaman Doktrin Kristen adalah satu-satunya keputusan bijaksana. Menggunakan semua alat tafsir yang dapat dipertanggungjawabkan adalah langkah bijak berikutnya.
Doktrin Hidup Kudus yang saya maksudkan bukanlah sebuah doktrin baru, melainkan istilah yang saya ambil dari khotbah yang saya dengar tadi malam.
1. Apa itu Doktrin Hidup Kudus?
2. Bagaimana memahami fenomena-fenomena dalam Gereja?
3. Bagaimana melihat tanggungjawab Kristen dalam dunia melalui kacamata Doktrin ini?
Dan banyak pertanyaan lain akan dibahas dalam artikel selanjutnya.
Vivo Propter Iesum, Vivo illi.
Ev. Achim BM. Kupeilang, S.Th, M.Pd
Komentar
Posting Komentar
Pendapatmu?