Langsung ke konten utama

KEPEMIMPINAN

Luke 22:25-26   25 Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.  26 Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.







What

Apa itu kepemimpinan?

Kepemimpinan ialah sebuah kata benda yang berasal dari kata objek yaitu pemimpin lalu memperoleh imbuhan ke - an, kemudian menjadi kepemimpinan.
Kepemimpinan ialah suatu kata yang menunjukan sifat / fungsi yang kepada objek tersebut sifat itu diterapkan.

Penjabarannya:

Pemimpin ialah pribadi-pribadi yang melaksanakan tugas kepemimpinan untuk memimpin sebuah komunitas, persekutuan atau organisasi di mana ia / pemimpin tersebut berada pada posisi kepala.

Kepemimpinan ialah sifat-sifat dasar / fungsi yang disyaratkan kepada seorang pemimpin untuk dimilikinya dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya yakni memimpin komunitas, persekutuan atau organisasi.

Sifat-sifat dasar dari kepemimpinan terbagi didalam 2 kategori besar yaitu

pengelolaan (Ing: Management) yaitu kategori yang bersifat eksternal yang bukan berasal dari mereka yang menjalankan kepemimpinan tetapi berasal dari ilmu pengetahuan yang harus dipelajari dan dipraktekkan secara komprehesif.

Karisma yaitu kategori yang bersifat internal yang berasal dari pribadi mereka yang menjalankan kepemimpinan. Karisma terbentuk didalam DNA para pemimpin yang kemudian difasilitasi perkembangannya oleh lingkungan sekitar yang memungkinkan karisma pemimpin tertentu terbentuk dan menjadikan mereka berkualitas untuk sebuah kepemimpinan. Berbeda dengan Pengelolaan. Karisma bertumbuh dengan sendirinya melalui proses pembentukan lingkungan baik itu dirumah ataupun di sekolah. Di rumah yaitu melalui didikan orantua dan interaksi dengan lingkungan bermain dan disekolah melalui interaksi dengan lingkungan sekolah maupun melalui  materi pelajaran yang disampaikan. Sedangkan pengelolaan harus dipelajari secara seksama dan intensif baik melalui lingkungan sekolah maupun melalui lingkungan pembelajaran mandiri.


Who

Siapakah yang melaksanakan kepemimpinan?

Pelaksana kepemimpinan ialah mereka yang diberikan tanggungjawab untuk memimpin, yaitu mereka yang dianggap memiliki sifat-sifat yang disyaratkan kepada seorang pemimpin, yaitu mereka yang dianggap mampu melaksanakan fungsi kepemimpinan didalam sebuah komunitas, persekutuan atau organisasi.

Para pemimpin ialah mereka yang memiliki karisma kepemimpinan dan mampu menjalankan kepemimpinan tersebut dengan kemampuan pengelolaan yang baik dan benar.
Selama beberapa dekade, orang telah salah mengerti tentang Karisma, dimana Karisma diterjemahkan sebagai sebuah pembawaan sejak lahir yang kemudian bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan usia sang pemilik karisma tersebut. Faktanya bahwa karisma telah dimiliki sejak lahir memang benar namun Karisma itu membutuhkan ruang dan waktu untuk bertumbuh dan bermanfaat bagi sang pemilik karisma dan masyarakat sekitar.  Dalam proses pertumbuhan tersebut ia mengalami pembentukan baik secara sengaja maupun tidak.

Kesimpulan sementara bahwa Pemimpin berkarisma tak dapat memimpin tanpa kemampuan pengelolaan yang memadai sedangkan seorang Pemimpin yang tidak berkarisma dapat memimpin jika ia menguasai prinsip-prinsip pengelolaan yang benar dan sanggup menerapkannya didalam kepemimpinannya. Karena itu karisma tidaklah absolut bagi seorang pemimpin karena pemimpin tidak dilahirkan tetapi di bentuk.

Where

Dimana kepemimpinan diterapkan?
Pertanyaan diatas mengarahkan kita kepada lingkungan atau tempat tertentu dimana kepemimpinan mengalami aksi dan menjadi bermanfaat bagi orang-orang di lingkungan atau tempat tersebut.
Pertanyaan ini juga menolong kita mengkategorikan sifat-sifat kepemimpinan sesuai dengan lingkungan dan tempatnya beraksi.

Baiklah kita memulai penelitian kita dari  lingkungan kepemimpinan yang paling kecil dan yang paling mendapat tempat krusial dalam kehidupan manusia.

a. Keluarga.
i. Keluarga adalah lingkungan terkecil dan tersederhana dimana kepemimpinan mendapat tempat mengakarkan dirinya didalam seorang anak. Hal ini ditentukan oleh bentuk pengasuhan yang diberikan oleh kedua orangtua dan hubungan diantara mereka sebagai sebuah keluarga.
ii. Seperti pernyataan sebelumnya bahwa salah satu kategori kepemimpinan ialah karisma sebagai bagian internal dari sang pemimpin. Karisma merupakan bagian dari DNA seseorang yang terbawa sejak lahir. Karisma pertama-tama dibentuk oleh lingkungan keluarga sebagai lingkungan eksklusif dari seorang anak. Lingkungan yang dimana dirinya menemukan jati dirinya dan bertumbuh serta dipersiapkan untuk menghadapi dunia yang penuh tantangan.
iii. Orangtua yang mengaplikasikan otoritasnya dengan benar dan tepat kepada anak akan menciptakan sebuah falsafah hidup didalam hati sang anak. Sang anak akan menikmati otoritas tersebut sebagai bagian integral dari dirinya yang kemudian ia tidak ingin kehilangan otoritas tersebut bahkan melanjutkannya dan menjadikannya sebagai bagian dari dirinya. Sang anak yang bertumbuh dewasa kemudian akan menjadi pria / wanita yang mengoperasikan otoritasnya tepat seperti  yang dioperasikan orangtuanya.
iv. Orangtua yang mampu melihat potensi kepemimpinan didalam anak mereka dan kemudian memberikan kesempatan kepada sang anak untuk mengembangkan potensi tersebut akan juga memberikan rasa percaya diri kepada sang pemimpin muda ini. Misalnya dengan memberikan tugas dan tanggungjawab sesuai dengan kemampuannya, melibatkannya didalam kegiatan organisasi sekolah atau kemasyarakatan. Dukungan terbesar dan dukunga terakhir yang paling dibutuhkan seseorang ialah dukungan dari keluarganya secara khusus orangtuanya.
v. Sang anak akan belajar membandingkan penerapan otoritas dan pengoperasian kepemimpinan yang benar dari keluarga dan kemudian keluar dan menyimaknya diluar lingkungan keluarga. Dasar kepemimpinan yang dipelajarinya bukanlah apa yang dibacanya kemudian dibuku-buku, atau apa yang didengarkan dari teori atau diskusi para ahli tetapi apa yang dialami dan diterimanya di rumah sebagai tempat darimana ia berasal dan kemudian ia sendiri akan membangun sebuah rumah / keluarga yang akan digunakannya sebagai wadah penerapan kepemimpinan dan atau untuk mengoperasikan otoritas.

b. Lingkungan bermain.
i. Sahabat / teman adalah orang kedua yang berperan banyak pembentukan kepemimpinan seseorang. Lingkungan bermain akan menjadi wadah lainnya dimana sang anak menemukan perbandingan kehidupan yang diterima dan dialaminya di rumah. Semua otoritas yang meligkupi hidupnya, kepemimpinan yang dialaminya akan kemudian secara sadar mempengaruhi sikapnya dilingkungan pertemanannya. Ia juga akan secara sadar mencontohi teladan orangtuanya dalam menerapkan kepemimpinan dan bagaimana orangtuanya mengoperasikan otoritas kepada dirinya, hal yang sama akan diberlakukannya kepada teman-temannya.
ii. Keluarga yang dimana orantuanya dengan tepat menerapkan kepemimpinan dan mengoperasikan otoritasnya dengan tepat akan menghasilkan anak yang mampu membentengi dirinya dari dunia luar bahkan lebih daripada itu sang anak akan mampu mempengaruhi dunia / lingkungan bermainnya dengan atau dalam kemampuannya sebagai seorang anak. Sebaliknya orantua yang tak sanggup menggunakan otoritasnya dengan baik akan menghasilkan anak yang lemah secara kepemimpinan sehingga sang anak akan mudah terpengaruh dunia luar atau lingkungan bermainnya.
iii. Lingkungan bermain juga menyediakan sahabat-sahabat yang dapat menciptakan lingkungan kepemimpinan dimana teladan kepemimpinan orangtua dirumah dapat kemudian diimplementasikan. Lingkungan bermain menjadi sebuah arena praktek atau laboratorium kecil bagi sang anak untuk mengembangkan dirinya menjadi seorang pemimpin.
iv. Disini ia berkesempatan menjadi  seorang pemimpin, ia juga mendapatkan pengikut, ia juga mendapatkan sahabat-sahabat sang pemimpin, ia juga mendapatkan lawan berkompetisi dalam ajang menjadi seorang pemimpin yang baik. Semuanya berlangsung dalam konteks bermain yang kemudian membentuk dirinya yakni karismanya dan pengetahuan pegelolaannya.
v. Kemudian sang anak aka bertumbuh dari remaja menjadi pemuda dan melebarkan dunianya  yaitu lingkungan bermainnya dan mengembangkan jati dirinya dan potensi-potensinya.

c. Sekolah.
i. Sekolah adalah institusi intelektual yang dibentuk dengan tujuan mengakademikan manusia yang tidak akademis, mengilmiahkan manusia yang tidak ilmiah, melogiskan manusia yang tidak logis. Namun sekolah tidak dibentuk untuk memanusiakan manusia karena manusia menemukan jati dirinya didalam pencariannya sendiri.
ii. Sekolah sebagai wadah pembentukan pemimpin tidak berfungsi untuk menciptakan pemimpin tetapi hanya berfungsi sebagai fasilitator dalam memperlengkapi manusia-manusia yang dianggap sebagai pemimpin.
iii. Fungsi sekolah walaupun hanya memfasilitasi para pemimpin, sangatlah memainkan peranan penting didalam perjalanan seorang pemimpin. Sekolah merupakan laboratorium ilmiah yang mengedepankan logika manusia yang menerapkan hukum sebab akibat dan negatif positif. Disinilah ilmu kepemimpinan dilahirkan dan dibedah.
iv. Disinilah juga sang pemimpinan muda mendapatkan perbandingan logis empirisnya terhadap semua konsep kepemimpinan yang di anutnya selama ini. Disinilah kemudian ia didesak kepada suatu saat dimana ia harus menentukan bentuk kepemimpinannya dan kemudian meletakannya sebagai dasar tujuan yang akan dicapainya dalam pengembangan kemampuan kepemimpinannya.

d. Tempat kerja.
i. Tempat kerja ialah sebuah lingkungan lain yang sangat memainkan peranan penting dimana sang pemimpin mengaplikasikan konsep-konsep kepemimpinannya dan menemukan kegagalan serta kesuksesan dari konsep-konsep tersebut.
ii. Pepatah berkata pengalaman adalah guru terbaik. Dari semua kegagalan dan kesuksesan tersebut kemudian sang pemimpin menemukan hal - hal baru yang bermanfaat bagi dia yakni pelajaran-pelajaran kehidupan yang kemudian menjadikannya seorang pemimpin yang lebih maksimal. Pengalaman juga kemudian akan mempraktekan teori-teori kepemimpinan yang tidak pernah dapat dilaksanakan selama masa pendidikan disekolah, misalnya bagaimana seorang pemimpin mengatasi kesepian dalam kepemimpinannya, hal ini tidak dapat dipraktekan hingga saat dimana ia menjadi pemimpin dan kemudian ditinggalkan karena posisinya dan atau karena pemikiran-pemikirannya.
iii. Disinilah kemudian seorang pemimpin menemukan kepemimpinannya dan sebuah kepemimpinan diterapkan secara total. Ditempat inilah para pemimpinan berkesempatan menjadi seorang pemimpin secara penuh. Disinilah seorang pemimpin dibedah dan konsep-konsep kepemimpinan baru dilahirkan. Disinilah para pemimpinan berkesempatan menjadi seorang pemimpin yang baik yaitu dengan melahirkan pemimpin-pemimpin baru.





When

Kapan Kepemimpinan seharusnya diterapkan?
Yesus mengajak para muridnya untuk menjadi seorang pelayan dalam memimpin. Ia membandingkan kepemimpinan dunia yang dijalankan dengan penerapan kekuasaan dan pemaksaan kehendak. Yesus menekankan sebuah konsep kepemimpinan yang sungsang.

Inilah perbedaan antara melayani yang di sampaikan Yesus dan kepemimpinan dunia.
Melayani:
a. Tindakan pemenuhan kebutuhan yang diinisiatifkan oleh mereka yang dengan rela memenuhi kebutuhan - kebutuhan tersebut.
b. Sikap rendah hati yang menempatkan kepentingan diri sendiri pada prioritas terakhir dan pemenuhan kepentingan / kebutuhan orang lain pada prioritas utama. Rendah hati disini maksudnya ialah menempatkan kehendak Yesus yakni melayani sesamamu dan bukan memerintah sesamamu.
c. Melayani juga bukan sikap penerapan teori tetapi sikap / respons hati toleran terhadap pemenuha kebutuhan orang lain.
d. Melayani tidak membutuhkan karisma tetapi melayani menekankan pengelolaan (manajemen).
Kepemimpinan dunia:
a. Memaksakan kehendak demi pemuasan diri dalam pencapaian tujuan.
b. Penggunaan kekerasan dan kuasa dalam pencapaian tujuan tersebut.
c. Penerapan kekuasaan dan kekerasan melibatkan kekerasan fisik dan psikologi yang sangat bertentangan dengan prinsip melayani yang disampaikan Yesus yakni prinsip yang dilandaskan kasih.
d. Memimpin dalam konsep dunia adalah upaya pengambilan keuntungan untuk golongan / komunitas tertentu dengan mengorbankan pihak lain secara sukarela ataupun terpaksa.

Kepemimpinan dilaksanakan / diterapkan pada saat hal itu dibutuhkan. Berlandaskan pada pengajaran Yesus diatas maka setiap orang membutuhkan pelayanan setiap saat karena itu kepemimpinan yang bersedia melayani kebutuhan-kebutuhan manusia dibutuhkan setiap saat.

Why

Mengapa dibutuhkan kepemimpinan?
Jika seseorang menanyakan pertanyaan diatas kepada saya maka saya akan menjawab dengan pertanyaan lain. Mengapa manusia ingin memimpin?

Karena setiap manusia ingin menjadi pemimpin bahkan dilingkungan yang paling kecil sekalipun maka manusia memerlukan kepemimpinan. Seperti penjelasan di atas bahwa kepemimpinan ialah sifat-sifat dasar / fungsi yang disyaratkan kepada seorang pemimpin untuk dimilikinya dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya yakni memimpin komunitas, persekutuan atau organisasi, maka seorang pemimpin tidak dapat mengangkat dirinya atau diangkat oleh orang lain untuk menjadi pemimpin begitu saja jika ia tidak memenuhi kualitas yang dimaksudkan diatas yaitu sifat-sifat dasar kepemimpinan.

Karena itu kepemimpinan dibutuhkan agar sebuah komunitas atau organisasi bisa diselenggarakan atau hidup dengan baik dan mampu berdampak positif pada sesama disekitarnya. Pemimpin seumpama kapten kapal yang menahkodai sebuah kapal yaitu organisasi yang dipimpinnya. Jika kapten kapal tersebut memahami cara melayarkan kapal tersebut maka kapal akan tiba dengan selamat ditujuan dan semua penumpang dapat menikmati perjalanan dengan baik.


How

Bagaimana kepemimpinan dapat diselenggarakan dengan benar sehingga organisasi dapat mencapai tujuannya dan menjadi bermanfaat bagi sesama disekitarnya?

Pertanyaan ini tentunya telah menjadi pertanyaan yang mendasari banyak penelitian kepemimpinan. Jika saya menjawab pertanyaan ini bukan berarti saya sedang menawarkan sebuah solusi melainkan saya sedang menjawab sebuah pertanyaan, terlepas dari apakah jawaban saya dapat menjadi solusi bagi pembaca atau tidak menjadi solusi, semuanya tergantung dari pemahaman kita tentang kepemimpinan dan kembali kepada pribadi masing-masing apakah mau menjadikan jawaban saya sebagai bagian dari solusi yang di cari atau tidak.

Kepemimpinan dapat diselenggarakan dengan benar apabila kepemimpinan itu sendiri diletakkan dan dibangun diatas dasar yang benar. Sumber juga menentukan apakah kepemimpinan dapat diselenggarakan dengan benar.  Dengan demikian marilah kita menyimak beberapa sumber kepemimpinan yang juga telah dijabarkan pada bagian sebelumnya.

Ketika Yesus mengajarkan murid-muridNya tentang menjadi yang terutama diatara semua, Ia jelas membedakan dua jenis kepemimpinan yakni penyelenggaraan kepemimpinan yang bersifat menomorsatukan kepentingan umum yaitu mengutamakan pemenuhan kebutuhan orang lain yaitu orang yang dilayani dan penyelenggaraan kepemimpinan yang bersifat otoriter yang dilangsungkan dengan penggunaan kekuasaan dan kekuatan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri atau golongannya, sehingga orang yang dipimpin dikorbankan dan bukan sebaliknya sang pemimpin mengorbankan dirinya untuk orang yang dipimpinnya.

Maka terlihatlah dengan jelas Kepemimpinan melayani versus kepemimpinan memerintah.
Bagaimana kedua jenis kepemimpinan ini dapat bermanfaat bagi organisasi mereka?

Kepemimpinan melayani adalah kepemimpinan yang ditetapkan Yesus bagi Kristen, bagi gerejaNya. Kepemimpinan ini adalah kepemimpinan memberi, kepemimpinan berkorban, kepemimpinan yang mengutamakan orang yang dilayani dan bukan sang pelayan. Kepemimpinan ini bersifat sungsang terhadap kepemimpinan memerintah. Jikalau kepemimpinan memerintah mengutamakan otoritas sang pemimpin dalam menjalankan roda pemerintahan, yang menempatkannya pada posisi dimana ia berkuasa penuh terhadap setiap aksi dan keputusannya, kepemimpinan melayani sangatlah berbeda karena otoritas sang wakil Allah bagi orang yang dilayaninya , secara status ia duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dihadapan Allah bersama orang-orang yang dilayaninya. Posisinya sebagai pemimpin adalah posisi pelayanan yang tidak lebih tinggi dari posisi pelayanan lainnya. Karena itu seorang pemimpin dalam konsep kepemimpinan melayani  haruslah memiliki sifat rendah hati yakni ia harus selalu menyadari keberadaannya dihadapan Allah sebagai pelayan yang ditugaskan untuk melayani mereka yang ditetapkan Allah baginya untuk dilayaninya. Sikap rendah hatinya haruslah ditetapkan dengan tepat sebagai suatu kualitas diri karena jika tidak maka ia akan tergoda untuk bertindak sebagai pemilik atas orang-orang yang dilayaninya sedangkan ia hanyalah pelayan dan bukan tuan.

Kepemimpinan memerintah ialah kepemimpinan yang mengedepankan atau mengandalkan pemberian perintah sebagai penyelesaian tugas dan tanggungjawab. Seringkali pemberian perintah ini disertai dengan kekuasaan sang pemberi perintah sehingga mereka yang melaksanakan perintah tak punya pilihan lain selain menyelesaikan / melaksanakan perintah yang seringkali bertentangan dengan hati nurani mereka. Saat ini sangatlah tipis perbedaan antara 2 jenis kepemimpinan ini karena mereka yang mengklaim penganut kepemimpinan melayani justru melaksanakan kepemimpinan memerintah. Mereka mempraktikan kepemimpinan memerintah dan bertopeng kepemimpinan melayani.
Para penjabat berkampanye dan menjanjikan kehidupan yang lebih layak jika terpilih, tetapi ketika terpilih, mereka tidak memperdulikan protes-protes yang diarahkan kepada mereka karena tidak menepati janji-janji tersebut.

Para pemimpin Kristen justru melaksanakan kepemimpinan memerintah. Mereka menerapkan politik dunia untuk mempertahankan posisinya serta memperebutkan property gereja yang tidak ada satupun diantara mereka yang berhak atasnya. Mereka memanfaatkan posisi mereka untuk mendapatkan popularitas dan simpati orang banyak.

Penyelenggaraan kepemimpinan yang menggunakan topeng seperti ini telah mencoreng nama baik Kristen dan menodai kesucian pengajaran agung Yesus Kristus yang mementingkan kesejahteraan khalayak ramai dan bukan segelintir orang bahkan Sang Guru Agung ini membuktikan semua pengajaranNya dengan mati di kayu salib, mengorbankan diriNya bagi dunia sehingga mereka yang percaya kepadaNya boleh diselamatkan dari dosa dan memperoleh surga. Ialah Pemimpin Agung yang menyelenggarakan Kepemimpinan melayani.


Question

a. Apa arti kepemimpinan?
b. Siapakan pelaksana kepemimpinan?
c. Dimanakan kepemimpinan dapat diterapkan?
d. Kapan seharusnya kepemimpinan diterapkan?
e. Mengapa dibutuhkan kepemimpinan?


f. Bagaimana kepemimpinan dapat diselenggarakan dengan benar sehingga organisasi dapat mencapai tujuannya dan menjadi bermanfaat bagi sesama disekitarnya?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IMAN DAN TANDA (Matius 16:1-4)

Matthew 16:1-4   1 Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada mereka.   2 Tetapi jawab Yesus: "Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah,   3 dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak.   4 Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus." Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi. Iman vs Tanda Orang Saduki dan Orang Farisi adalah kaum terpelajar yang secara khusus mendalami hukum-hukum Yahudi. Mereka juga hidup dalam penantian yang pasti akan kehadiran Mesias. Mereka jugalah yang terus menghidupkan pengharapan akan kedatangan Mesias dalam kehidupan ibadah orang Yahudi.  Mereka hidup dalam meditasi dan perenungan iman Yahudi mereka. P...

GEREJA YANG IDEAL (Menurut KPR 2:41-47)

I . APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN GEREJA ? Apakah Gereja adalah gedung ? Apakah Gereja adalah organisasi ? Menurut ALKITAB, gereja adalah Kristen (pengikut Kristus) * 1 Petrus 2:9-10  Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: Yesus Kristus tidak membuat dan mengembangkan organisasi atau denominasi atau sinode tertentu tetapi mengorganisir Kristen. II. SIAPAKAH PENDIRI GEREJA ? * Matius 16:18  Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Jadi, Yesus Kristus tidak mendirikan gedung tetapi mendirikan sebuah jemaat. Gedung/tempat ibadah kemudian diadopsi menjadi kebutuhan Kristen. Pada dasarnya sebuah gedung permanen bukanlah kebutuh...

PEMIMPIN TUKANG POS (Bagian 4 - Penutup)

Kepemimpinan Harun, Saul dan Pilatus menggambarkan gaya pemimpin yang menghindari tanggung jawab, dan dari kisah mereka, kita belajar hal-hal krusial yang wajib direnungkan oleh pemimpin masa kini. 5 Implikasi Kepemimpinan dari Harun, Saul, dan Pilatus 1. Kepemimpinan butuh keberanian moral, bukan hanya status - Jabatan tanpa keberanian untuk menegakkan nilai akan berujung pada kepemimpinan yang kosong dan mudah ditekan.  2. Ketidakjelasan posisi memperlemah integritas pemimpin - Ketika pemimpin enggan menunjukkan sikap dalam konflik, kepercayaan tim dan efektivitas organisasi menurun.  3. Kompromi demi kenyamanan bisa mengkhianati panggilan spiritual - Seperti Saul dan Pilatus, keputusan yang dibuat demi “ketenangan” bisa menyisakan jejak ketidakadilan dan kerusakan rohani.  4. Kepemimpinan pasif melahirkan kekacauan dan penyimpangan - Seperti Harun, ketidakaktifan dalam menegur atau menyaring kehendak massa bisa menghasilkan pelanggaran serius terhadap kehendak Tuhan....