Injil Matius
diawali dengan sebuah kesaksian hebat dari nama-nama sederhana yang menulis
sejarah hidup mereka dalam iman dan kesetiaan mereka tentang Allah yang
sempurna, Allah yang mengasihi tanpa panda bulu, Allah yang memulihkan dan
Allah yang setia terhadap kehidupan yang telah dimulaiNya sendiri. Allah ini
memandang dunia dalam 2 cara pandang yang berbeda.
Pertama-tama
Ia memandang dunia secara menyeluruh, yakni dunia tempat kehidupan yang
diciptakanNya. Dunia dimana manusia yang Ia ciptakan hidup. Dalam dunia ini
juga Ia melihat perlawanan dan penolakan akan diriNya namun Allah yang sempurna
ini, tetap dengan sempurna mengasihi dan mengampuni manusia dan terus
memberikan kesempatan dan memanggil manusia berdosa yang melawan dan menolak
Dia untuk kembali kepadaNya. Allah melihat betapa manusia rindu akan diriNya
dan ingin kembali kepadaNya, namun cara dan jalan yang mereka lalui adalah cara
dan jalan yang tidak pernah membawa mereka kembali kepadaNya, maka Allah
menciptakan cara dan jalan yang dapat membawa manusia kembali kepadaNya.
“Karena Allah sangat mengasihi isi dunia ini, sehingga
diberikan-Nya Anak-Nya yang tunggal (yaitu Yesus Kristus), supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya, tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal.” (Yoh 3:16 i_FAYH)
“Yesus menjawab, “Kalau orang mau datang kepada Allah,
Bapa-Ku, ia harus mengikuti Aku. Sebab, Akulah jalan untuk ke sana dan untuk
mendapat hidup yang sejati. Tidak seorang pun bisa sampai kepada Bapa kalau
tidak dengan perantaraan-Ku.” (Yoh 14:6 i_BSD)
Yang kedua, Allah memandang dunia secara khusus, yakni
dunia tempat mereka yang percaya kepada Yesus Kristus AnakNya hidup dan
mempermuliakan namaNya . Allah melihat orang Kristen hidup dan seperti pelita
yang bercahaya didalam kegelapan dunia, Allah menjadi minyak yang memberi
kehidupan dan kekuatan bagi pelita-pelita sorgawi ini untuk terus bercahaya
bagi Allah. Cahaya-cahaya itu ialah iman yang menghasilkan kesaksian hidup bagi
kemuliaan Allah sehingga manusia berdosa boleh diterangi hatinya dan bertemu
Sang Jalan yaitu Yesus Kristus Anak Tunggal Allah dan kembali kepada Allah.
Berikut dalam bacaan kita saat ini, Matius menampilkan
beberapa nama orang-orang yang imannya
menjadi sebuah kisah hidup yang menyaksikan kemuliaan Tuhan sepanjang
jaman sejarah manusia.
“INILAH nenek moyang Yesus Kristus, keturunan Raja
Daud dan keturunan Abraham: Abraham ayah Ishak; dan Ishak ayah Yakub; Yakub
ayah Yehuda dan saudara-saudaranya. Yehuda ayah Peres dan Zerah (ibu mereka
ialah Tamar); Peres ayah Hezron; dan Hezron ayah Ram; Ram ayah Aminadab;
Aminadab ayah Nahason; Nahason ayah Salmon; Salmon ayah Boas (ibunya ialah
Rahab); Boas ayah Obed (ibunya ialah Rut); Obed ayah Isai; Isai ayah Raja Daud;
Daud ayah Salomo (ibunya ialah bekas istri Uria); Salomo ayah Rehabeam;
Rehabeam ayah Abia; Abia ayah Asa; Asa ayah Yosafat; Yosafat ayah Yoram; Yoram
ayah Uzia; Uzia ayah Yotam; Yotam ayah Ahas; Ahas ayah Hizkia; Hizkia ayah
Manasye; Manasye ayah Amon; Amon ayah Yosia; Yosia ayah Yekhonya dan
saudara-saudaranya (dilahirkan pada waktu pembuangan ke Babel). Setelah masa
pembuangan: Yekhonya ayah Sealtiel; Sealtiel ayah Zerubabel; Zerubabel ayah
Abihud; Abihud ayah Elyakim; Elyakim ayah Azor; Azor ayah Zadok; Zadok ayah
Akhim; Akhim ayah Eliud; Eliud ayah Eleazar; Eleazar ayah Matan; Matan ayah
Yakub; Yakub ayah Yusuf, yaitu suami Maria, ibu Yesus Kristus (Mesias itu).
Itulah empat belas keturunan dari Abraham sampai Raja Daud, empat belas
keturunan dari Raja Daud sampai masa pembuangan, dan empat belas keturunan dari
masa pembuangan sampai Kristus.” (Mat 1:1-17 i_FAYH)
Demikianlah nama-nama mereka. Marilah kita lihat
secara seksama kehidupan iman beberapa nama dalam daftar silsilah ini.
1.
Iman kita sudah sempurna.
Injil
Matius secara khusus ditulis
untuk orang-orang Yahudi yaitu orang Yahudi yang sudah percaya
dan orang Yahudi yang belum percaya.
Pertama-tama bagi Yahudi yang sudah percaya tujuannya
ialah untuk meyakinkan mereka bahwa iman mereka kepada Yesus sudahlah tepat,
bahwa Mesias sudah datang dan Ia adalah Yesus Kristus. Bahwa mereka tak perlu
lagi memandang kepada yang lain melainkan hanya kepada Yesus.
Kedua; bagi
Yahudi yang masih menantikan kedatangan Mesias, Matius memproklamasikan bahwa
Mesias sudah datang. Ia adalah Yesus Kristus.
Yesus
artinya Juruslamat.
Kristus
berasal dari bahasa Yunani yang artinya yang diurapi dan diutus. Dalam Bahasa
Ibrani disebut Mesias.
Maka Yesus
Kristus artinya Juruslamat yang diurapi dan diutus Allah untuk orang Yahudi.
Mesias,
pertama-tama haruslah lahir dari keturunan Daud, sehingga Matius menekankan Ia
adalah keturunan Daud. Karena Matius menujukan bukunya kepada orang Yahudi maka
sangatlah penting untuk menjelaskan bahwa Mesias adalah keturunan Abraham.
Yesus Kristus
dalam konsep Matius adalah Yang Diurapi untuk orang Yahudi. Namun di akhir dari
Injil Matius, ia memproklamirkan bahwa Yesus Kristus adalah Yang Diurapi Untuk
Dunia. Hal ini dinyatakan didalam bagian penutupnya yaitu pasal 28:18-20.
Matius menulis :
Ayat 18
"Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah
diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi."
Artinya Yesus Kristus tidak saja berkuasa atas orang
Yahudi tetapi berkuasa atas seluruh bumi dan Ia juga berkuasa membawa semua
manusia di bumi kembali ke sorga.
Ayat 19-20 "Karena itu pergilah, jadikanlah semua
bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.
Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Artinya Yesus Kristus menginginkan keselamatan yang
dikerjakanNya bagi orang Yahudi juga dinyatakan kepada dunia. Yesus Kristus
menginginkan murid-muridNya (semua orang yang percaya kepadaNya) menyatakan
"keselamatan ini" kepada dunia dan Ia berjanji akan secara aktif
bersama-sama mereka melaksanakan kehendakNya.
Dengan demikian iman kita sudah sempurna karena kita
percaya kepada sang pemilik dan penguasa dunia yang sanggup menyelamatkan
seluruh dunia yang berdosa.
2.
Iman kita tak pandang bulu.
Orang Yahudi
mengira bahwa Allah hanya memilih mereka dan karena itu Ia hanya akan bekerja
melalui bangsa Yahudi. Kenyataannya Ia tak pandang bulu.
Allah
menggunakan Tamar (vs.3)
Allah
menggunakan Rahab (vs.5)
Allah
menggunakan Ruth (vs.5)
Barangsiapa
yang percaya kepada Allah, imannya akan menyelamatkannya. Keselamatan bukan
tergantung kepada suku bangsa atau keadaan ekonomi dan budaya suatu bangsa,
tetapi sekali lagi tergantung kepada iman kita.
Jika Allah kita
adalah Allah yang rasis maka, saya takan pernah menulis buku ini dan anda takan
pernah membacanya karena kita sama-sama bukan favoritnya Allah.
Allah
bukanlah Allah yang rasis, Yesus Kristus mati untuk semua suku dan bangsa
karena itu seperti Allah juga berkenan memakai Tamar, Rahab dan Ruth si
perempuan asing untuk menjadi nenek moyang Yesus Kristus, demikian juga ia
berkenan memakai anda dan saya untuk menggenapi tujuan-tujuanNya.
3.
Iman kita memperbaiki yang rusak, menyembuhkan yang terluka dan menghibur
yang susah.
Daud adalah
seorang raja yang diurapi Tuhan, tapi perilakunya yang menggambil istri Uria di
tentang Tuhan. Hukumannya ialah Allah
mengambil anak hasil perselingkuhannya dengan Bathsheba. Dosa ini juga
mengakibatkan Kerajaan Israel terpecah menjadi Israel Utara dan Israel Selatan.
Sungguh mengerikan dosa ini dimata Allah, namun sikap Daud yang mengakui
dosanya dan memohon ampun dari Tuhan, membuat Ia dipulihkan. Anak selanjutnya
dari Bathsheba justru yang melanjutkan tahta Daud.
Di saat kita
mengalami penderitaan dan tantangan, iman adalah jangkar yang kuat tertanam dan
dapat menyelamatkan kita. Melalui iman, Allah bekerja memulihkan manusia yang
terluka dan sedih. Disaat anda dan saya tak berdaya karena masalah kehidupan
ataupun karena dosa-dosa kita, janganlah tenggelam dalam penyesalan yang
berlarut-larut. Ingatlah bahwa Allah kita ialah sang ahli memperbaiki yang rusak, menyembuhkan yang
terluka dan menghibur yang terluka.
Daripada
mengarahkan perhatian kita dan hanya memandang pada masalah kehidupan dan
kelemahan-kelemahan manusiawi kita biarkan hati kita terarah kepada Allah.
4.
Iman kita diuji melalui perjalanan waktu.
Abraham
terkenal sebagai bapak orang beriman; karena ialah yang pertama beriman kepada
Allah.
Ishak dan
Jakub kemudian mengikuti jejak iman ayah dan kakeknya.
Israel yang
terbagi dalam 12 suku jatuh bangun dalam mengamalkan iman mereka.
Raja pertama
mereka Saul yang memulai dengan percaya namun kemudian tidak setia.
Daud yang
akrab dengan Tuhan juga sempat berlaku tidak setia kepada Allah namun kemudian
kembali setia.
Salomo anak
Daud setia seperti ayahnya namun diakhir masa hidupnya ia tidak setia.
Raja-raja
setelah Daud terdaftar sebagai raja-raja yang melakukan apa yang benar dimata
Tuhan dan apa yang jahat di mata Tuhan.
Selama 42
keturunan, iman orang Israel di uji yang kemudian Yesus hadir sebagai
penggenapan iman itu.
Iman kita
pun akan diuji, sejalan dengan waktu, akan terbukti siapa yang setia dan yang
keturunannya tetap setia mengikuti jejaknya. Bukan tentang apa yang sudah anda
perbuat bagi Tuhan melainkan apakah anda setia sampai akhir. Kekuatan kita bukanlah terletak pada seberapa
berani kita menghadapi masalah atau seberapa tegar kita bertahan dalam
menyelesaikan masalah dan tantangan iman. Kekuatan seorang beriman terletak
pada seberapa penuh tabung imannya ketika ia menyelesaikan kehidupannnya di
muka bumi ini. Orang-orang beriman adalah mereka yang tetap setia sampai akhir.
Kata
kesetiaan dalam bahasa Inggris ialah Faithfull yang artinya Faith = Iman dan
Full = penuh. Kesetiaan artinya tetap percaya 100%.
Kata
kesetiaan dalam bahasa Kamboja ialah Sumahtrong yang artinya Sumah = Setia dan
Trong = Lurus.
Kesetiaan digambarkan
sebagai seorang yang hatinya tak pernah serong dan tetap lurus dan tulus.
Jadi orang
beriman ialah orang yang tetap 100% percaya dan tak pernah serong hatinya
melainkan dengan tulus percaya.
Kesimpulan
Dengan
demikian kesimpulan dari renungan kita ialah
Pertama; iman kita sudah sempurna karena kita percaya kepada
sang pemilik dan penguasa dunia yang sanggup menyelamatkan seluruh dunia yang
berdosa. Dialah Sang Penyempurna iman kita.
Kedua; Keselamatan bukan tergantung kepada suku bangsa
atau keadaan ekonomi dan budaya suatu bangsa, tetapi sekali lagi tergantung
kepada iman kita karena Allah tak pandang bulu dalam menyelamatkan manusia
berdosa.
Ketiga; Di
saat kita mengalami penderitaan dan tantangan, iman adalah jangkar yang kuat
tertanam dan dapat menyelamatkan kita. Melalui iman, Allah bekerja memulihkan
manusia yang terluka dan sedih.
Keempat;
Iman kita diuji, sejalan dengan waktu, akan terbukti siapa yang setia dan yang
keturunannya tetap setia mengikuti jejaknya. Bukan tentang apa yang sudah anda
perbuat bagi Tuhan melainkan apakah anda setia sampai akhir.
Komentar
Posting Komentar
Pendapatmu?