Langsung ke konten utama

IMAN SI PELACUR. I (Matius 1:3)


Ada fakta menarik dalam silsilah Yesus Kristus yaitu kisah 2 pelacur yang kemudian menjadi nenek moyang Yesus Kristus. Sebagai manusia kita tak dapat menentukan dari siapa dan keluarga yang bagaimanakah kita ingin dilahirkan. Namun sebagai Anak Allah Yesus Kristus tentulah bisa memilih dari siapa IA ingin dilahirkan. Mengapa Allah memilih Tamar dan Rahab menjadi bagian dari wanita yang melahirkan nenek moyang Yesus Kristus?


2 wanita yang tercatat dalam ayat 3 dan ayat 5 dari Matius 1 ini adalah Pelacur. Jadi faktanya ialah Yesus Kristus, Sang Raja Mulia, lahir dari keturunan 2 wanita pelacur. Apa pendapat anda?

Tak mungkin!!!

Apakah saya sedang menelanjangi rendahnya status kebangsawanan Yesus Kristus sebagai keturunan raja Daud ataukah Alkitab memang tak menutup-nutupi jati diri Yesus Kristus Sang Anak Allah yang hidup itu? Untuk menjembatani kedua kutub diatas, marilah kita melihat kedua wanita pelacur ini secara dekat, melihat kehidupan pribadi mereka, keluarga mereka dan lingkungan mereka.

1.     Tamar

Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar... (Matius 1:3. TB).
Siapakah Tamar? Si wanita baik-baik ini memutuskan untuk melacurkan diri dan akhirnya dari pelacurannya itu ia melahirkan Peres dan Zerah, benarkah kesimpulan dari kisah Tamar? Berikut kisah lengkap Tamar yang terbagi dalam 3 episode;

Episode pertama : Tamar Di Buang

“Kira-kira pada waktu itu Yehuda meninggalkan saudara-saudaranya dan tinggal bersama Hira, seorang laki-laki yang berasal dari kota Adulam. Di situ Yehuda berkenalan dengan seorang gadis Kanaan, anak Sua, lalu mereka kawin. Anak mereka yang pertama laki-laki, diberi nama Er oleh ayahnya. Anak kedua, juga laki-laki, dinamakannya Onan. Anak ketiga pun laki-laki, dan dinamakannya Syela. Waktu Syela lahir Yehuda sedang ada di Kezib. Yehuda mengawinkan Er, anaknya yang sulung dengan Tamar. Kelakuan Er jahat sekali, sehingga TUHAN marah kepadanya dan membunuhnya. Lalu Yehuda berkata kepada Onan adik Er, "Pergilah kepada janda abangmu, dan tidurlah dengan dia. Penuhilah kewajibanmu terhadap dia, sebab engkau adik suaminya; dengan demikian abangmu bisa mendapat keturunan." Tetapi Onan tahu bahwa anak-anaknya nanti tidak akan menjadi miliknya. Jadi, setiap kali ia bersetubuh dengan janda abangnya itu, dibiarkannya maninya tumpah di luar supaya abangnya tidak akan mendapat keturunan. Perbuatannya itu membuat TUHAN marah, dan TUHAN membunuh dia juga. Kemudian berkatalah Yehuda kepada Tamar menantunya itu, "Kembalilah ke rumah orang tuamu dan tinggallah di situ sebagai janda sampai anakku Syela menjadi besar." Ia berkata demikian karena takut jangan-jangan Syela akan dibunuh TUHAN juga, seperti kedua abangnya. Maka pulanglah Tamar ke rumah orang tuanya.” (Kej 38:1-11 i_BIS)

Beberapa fakta dan pelajaran dari episode pertama:
1.     Tamar adalah menantu Yehuda yang dipilihnya menjadi istri bagi anak pertamanya. Anak sulung adalah kebanggaan seorang ayah. Pada zaman itu, Er akan melanjutkan nama dan keturunan Yehuda. Er juga akan menguasai harta milik ayahnya. Tentulah pertimbangan masa depan yang akan dihadapi Er membuat Yehuda memilih seorang wanita yang baik dan pandai untuk mendampingi Er dan pilihan itu jatuh kepada Tamar.
2.     Tamar tidak bersalah dalam kematian Er. TUHAN marah dan membunuh Er karena kejahatannya sendiri. Tidak jelas apa kejahatan Er, namun Allah tidak menghukum Tamar istrinya karena kejahatan suaminya.  
3.     Tamar juga tidak bersalah dalam kematian Onan adik Er. TUHAN marah dan membunuh Onan karena perbuatannya sendiri. Beberapa dosa Onan ialah sebagai berikut :
a.     Onan memandang rendah hubungan persetubuhan suami istri.
b.     Onan memandang dan memperlakukan Tamar seperti pelacur. Seperti kemudian dalam episode kedua, Yehuda ayahnya juga memandang Tamar sebagai pelacur yang seharusnya bisa dikenalnya ketika mereka bersetubuh.
4.     Tamar akhirnya dihakimi sebagai pembunuh oleh Yehuda. Sesungguhnya Yehuda melihat tindakan TUHAN membunuh kedua anaknya karena kesalahan Tamar dan bukan kesalahan Er dan Onan anak-anaknya itu.

Iman Tamar dan Iman Kita

Dalam ke empat fakta dan pelajaran diatas kita melihat kehidupan Tamar yang dikorbankan demi nama baik dan kesejahteraan keluarga Yehuda. Namun dalam kondisinya itu Tamar tidak membela diri tetapi bertindak bijak dengan diam dan menerima kenyataan. Mungkin sikapnya disebabkan oleh budaya zaman itu yang menempatkan wanita sebagai golongan kedua sehingga tidak berhak membela diri? Mungkin! Namun yang jelas, Tamar adalah wanita yang berpengharapan dan menghargai dirinya. Ia tidak melihat situasinya sebagai sebuah petaka tetapi sebagai bagian dari rencana Tuhan baginya. Apakah Tamar adalah seorang beriman? Mungkin! Akan tetapi dari tindakan-tindakannya kita melihat iman Tamar.

Seringkali iman menuntut kita untuk berdiam dan bersabar dalam penderitaan seperti Tamar. Iman tidak membuat seseorang bertindak sembarang mengatasnamakan Tuhan atau mengatasnamakan hak-hak asasi manusia. Tamar akhirnya pulang kerumah orangtuanya dengan status Janda tanpa berkesempatan atau diberikan kesempatan menuntut hak-haknya. Iman tidak membuat kita gegabah dan mengambil jalan pintas dan instan. Iman akan menolong kita bersabar, percaya dan menanti tergenapinya rencana Tuhan dalam kehidupan kita.

Episode kedua: Tamar Melacurkan Diri

“Beberapa waktu kemudian istri Yehuda meninggal. Setelah habis masa berkabung, Yehuda mengajak Hira, temannya dari Adulam itu, pergi ke Timna, tempat domba-dombanya digunting bulunya. Tamar mendapat kabar bahwa Yehuda mertuanya akan datang ke Timna untuk menggunting bulu domba-dombanya. Maka ia mengganti pakaian jandanya dengan pakaian lain. Mukanya ditutupnya dengan selubung, lalu duduklah ia di pintu gerbang kota Enaim, yang terletak di jalan menuju ke Timna. Tamar tahu betul bahwa Syela, anak Yehuda yang bungsu, sudah besar, tetapi ia belum juga dikawinkan dengan pemuda itu. Ketika Yehuda melihat Tamar, disangkanya wanita itu seorang pelacur, karena wajahnya terselubung. Lalu Yehuda mendekatinya di pinggir jalan itu, dan berkata, "Berapa yang kauminta?" Ia tidak tahu bahwa wanita itu menantunya sendiri. Tamar menjawab, "Terserah pada Tuan." Yehuda berkata lagi, "Saya akan memberikan kepadamu seekor kambing muda." Jawab Tamar, "Boleh, asal ada jaminan, sampai Tuan mengirimkan kambing itu." "Jaminan apa?" tanya Yehuda. Jawab Tamar, "Berilah kepada saya stempel Tuan dengan talinya dan juga tongkat yang ada pada Tuan itu." Yehuda memberikan benda-benda itu kepadanya, lalu mereka bersetubuh, dan Tamar menjadi hamil. Tamar pulang ke rumahnya dan membuka kain penutup mukanya, lalu mengenakan pakaian jandanya lagi. Beberapa waktu kemudian Yehuda mengutus Hira, temannya, untuk mengantarkan kambing itu dan meminta kembali benda-benda yang telah diberikannya sebagai jaminan, tetapi Hira tidak dapat menemukan wanita itu. Hira bertanya-tanya kepada orang-orang di Enaim, "Di mana pelacur yang biasanya menunggu di pinggir jalan ini?" "Tidak pernah ada pelacur di sini," jawab mereka. Lalu kembalilah Hira kepada Yehuda dan berkata, "Saya tidak dapat menemukan wanita itu. Menurut orang-orang di sana tak pernah ada pelacur di situ." Kata Yehuda, "Biarlah benda-benda itu untuk dia, asal saja kita tidak mendapat malu. Saya sudah berusaha untuk membayarnya, tetapi engkau tak dapat menemukan dia."” (Kej 38:12-23 i_BIS)

Beberapa fakta dan pelajaran dari episode kedua:

1.     Yehuda adalah duda yang ditinggal mati istrinya, mencari pelacur untuk memuaskan hasrat birahinya. Ia melihat Tamar yang disangkanya pelacur dan tidur dengan dia. Persetubuhan seperti apa yang dilakukan Yehuda terhadap Tamar dan dimana mereka melakukannya? Yang pasti sebuah pertanyaan besar ditanyakan kepada Yehuda, "Apakah anda benar-benar tidak mengenal Tamar sebagai menantu anda saat anda menyetubuhinya?"
2.     Tamar mengetahui dengan jelas bahwa Syela anak laki-laki Yehuda yang bungsu sudah besar tetapi tidak diberikan kepada Tamar untuk menjadi suaminya.
3.     Tamar dengan sengaja menanggalkan pakaian jandanya dan mengenakan pakaian lain yang serupa dengan pelacur. Tamar membiarkan dirinya disangka pelacur oleh Yehuda ayah mertuanya.
4.     Tamar memiliki maksud lain dengan mengambil benda-benda jaminan dari Yehuda sebagai jaminan pembayaran harga pelacuran tersebut.
5.     Tamar mengambil resiko dengan menjadi pelacur didaerah yang sama sekali bebas porstitusi.

Iman Tamar dan Iman Kita

Bagian ini sangatlah sensitif untuk dapat dijelaskan secara sederhana saja. Rentang waktu beberapa tahun semenjak masa kecil Syela anak bungsu Yehuda hingga masa remaja mudanya mungkin saja menyebabkan banyak perbedaan fisik terjadi sehingga Yehuda tidak mengenali Tamar menantunya sendiri dan menyetubuhi Tamar sebagai pelacur. Ditambah lagi, Yehuda yang tergolong orang terpandang tak mungkin sembarangan mengambil wanita jikalau ia tidak memperhitungkannya secara fisik dan moral.

Apakah  Tamar benar-benar menanggalkan pakaian jandanya dengan tujuan untuk melacurkan dirinya kepada Yehuda? Mungkin! Karena peristiwa itu berlangsung begitu saja tanpa ada rasa canggung dari Tamar yang mengetahui bahwa laki-laki yang akan menidurinya ini adalah ayah mertuanya. Alkitab menginformasikannya dengan gamblang bahwa "Ketika Yehuda melihat Tamar, disangkanya wanita itu seorang pelacur, karena wajahnya terselubung. Lalu Yehuda mendekatinya di pinggir jalan itu, dan berkata, "Berapa yang kauminta?" Ia tidak tahu bahwa wanita itu menantunya sendiri. Tamar menjawab, "Terserah pada Tuan." Yehuda berkata lagi, "Saya akan memberikan kepadamu seekor kambing muda." Jawab Tamar, "Boleh, asal ada jaminan, sampai Tuan mengirimkan kambing itu."  "Jaminan apa?" tanya Yehuda. Jawab Tamar, "Berilah kepada saya stempel Tuan dengan talinya dan juga tongkat yang ada pada Tuan itu." Yehuda memberikan benda-benda itu kepadanya, lalu mereka bersetubuh, dan Tamar menjadi hamil." (Kejadian 38:15-18. BIS).

Inilah saat dan waktu yang tepat bagi Tamar untuk mengadakan pembelaan. Ia tidak saja menuntut haknya sebagai janda untuk diperistrikan lagi oleh adik laki-laki mendiang suaminya seperti budaya saat itu melainkan Tamar menuntut Yehuda memandangnya sebagai wanita baik-baik yang bersih dari kesalahan akan meninggalnya kedua anak laiki-lakinya. Dengan kata lain, jikalau sebelumnya Yehuda memandang Tamar sebagai wanita kutukan. Kini Tamar membuktikan bahwa ia adalah wanita cerdas dan pantas diperjuangkan, ia membuktikan bahwa ia sehat dan diberkati dengan kehamilannya. Kini ia bukan lagi menjadi menantu Yehuda  melainkan menjadi istri Yehuda, pria yang sebelumnya memandang rendah dirinya.

Allah berada di pihak Tamar. “TUHAN menjaga orang-orang asing, anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya.” (Mzm 146:9 i_TB)

Kisah Tamar dalam episode kedua ini bukanlah sebuah cerita menarik dan halal untuk diceritakan kembali sebagai sebuah petualangan iman, pada zaman ini. Betapa latarbelakang budaya dan agama yang sangat berbeda menyebabkan cara-cara Tamar tak dapat diterapkan. Namun demikian pelajaran-pelajaran iman yang berharga adalah warisan berharga bagi pembaca yang beriman.

1.     Apapun status dan keadaan seorang wanita, ia harus dihargai dan diperlakukan sebagai manusia yang memiliki hak-hak yang sama dengan kaum pria. Karena menghargai wanita sebagai mahkluk yang memiliki derajat yang sama dengan pria adalah tindakan nyata orang beriman. Allah menciptakan wanita dengan semua kualitas diri yaitu kemampuan dan kelebihan yang dibutuhkan seorang pria untuk  untuk menjadi seorang pria sejati. Sebaliknya Allah juga menciptakan seorang pria dengan semua kualitas diri untuk melengkapi seorang wanita menjadi wanita seutuhnya. Dengan landasan keyakinan inilah wanita harus dihargai sebagaimana Allah menciptakan dan menghargainya karena Allah menciptakan pria dan wanita untuk saling melengkapi dan mengisi.

Konsep wanita sebagai penolong bukan berarti wanita berada pada posisi kedua tetapi karena tugas pemeliharaan ciptaan lainnya diberikan kepada pria dan wanita diciptakan untuk menolong pria menyelesaikan tugas tersebut. Dengan kata lain, keberhasilan pemeliharaan kehidupan ciptaan lainnya tergantung sepenuhnya kepada kerjasama pria dan wanita dan kerjasama ini haruslah  berlandaskan iman. Maka tepatlah perkataan itu "dibelakang pria-pria sukses terdapat wanita-wanita hebat."

2.     Tindakan iman bukanlah tindakan nekat yang membabi buta atau tindakan sembrono yang mengatasnamakan Tuhan. Tindakan iman pertama-tama haruslah berlandaskan kesadaran akan "kedaulatan Tuhan" serta kesabaran menanti tergenapinya "kehendak Tuhan didalam waktuNya". Demikianlah Tamar pulang kerumah kedua orangtuanya dengan rasa pahit sebagai seorang Janda yang terbuang. Namun ketika tiba waktuNya, Allah membalas kepahitan Tamar dengan mengangkat nama baiknya. Kini Tamar menjadi ibu dan istri Yehuda.

Yang kedua, tindakan iman selalu berlandaskan kerendahan hati. Kita harus selalu menyadari siapa kita dihadapan Tuhan. Biarlah Tuhan menjadi Tuhan, jangan menjadikan Tuhan sebagai pembantu kita. Hanya ada satu Tuhan, dan anda bukanlah Tuhan. Seharusnya kita mentaati Dia dan bukan sebaliknya menyuruh Tuhan melaksanakan / mentaati keinginan kita.

Yang ketiga, tindakan iman haruslah berlandaskan kasih dan pengampunan dan bukan benci dan penghakiman. Sungguhlah Tamar tidak benci dan menghakimi Yehuda melainkan menuntut hak-haknya. Lewat episode kedua ini kita belajar sikap iman Tamar. Tanpa kasih dan pengampunan tindakan iman takanlah menghasilkan apa-apa.

Yang keempat, tindakan iman selalu dapat diambil oleh siapa saja tanpa memandang status. Apakah anda seorang pendeta, penginjil, pengkhotbah, guru, majelis gereja atau jemaat biasa. Setiap orang berkesempatan dan dapat bertindak dalam iman seperti Tamar.

3.     Hubungan seksual adalah sebuah hubungan kudus dan khusus dianugrahkan kepada pria dan wanita didalam pernikahan. Karena itu melakukan hubungan seks sebagai suami istri atau hanya dengan suami dan istri kita adalah sebuah tindakan kudus. Dalam kisah Tamar dan Yehuda, Allah bertindak dalam budaya yang salah untuk mendatangkan kebaikan bagi Tamar dan Yehuda.

Hubungan seks atau hubungan badan menjadikan pihak pria dan wanita menjadi satu.
“Itu sebabnya laki-laki akan meninggalkan ibu bapaknya dan bersatu dengan istrinya, maka keduanya menjadi satu.’ Jadi, mereka bukan lagi dua orang, melainkan satu.” (Mrk 10:7-8 i_BIS)
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging."” (1Kor 6:16 TB)

Episode ketiga: Buah Pelacuran Tamar

“Kira-kira tiga bulan kemudian Yehuda mendapat kabar bahwa Tamar menantunya telah bertindak sebagai pelacur dan sudah hamil. Lalu Yehuda memerintahkan, "Ambillah dia dan bakarlah sampai mati!" Sementara Tamar dibawa keluar, ia mengirimkan pesan kepada ayah mertuanya, katanya, "Aku telah dihamili oleh orang yang memiliki benda-benda ini. Periksalah siapa pemilik stempel dengan talinya dan tongkat ini." Yehuda mengenali benda-benda itu dan berkata, "Wanita itu tidak bersalah. Saya tidak memenuhi kewajiban saya terhadap dia; seharusnya saya kawinkan dia dengan anak saya Syela." Yehuda tidak pernah lagi bersetubuh dengan Tamar. Ketika sudah waktunya Tamar bersalin, ternyata ia akan melahirkan anak kembar. Sedang ia bersalin, salah satu bayi kembar itu mengeluarkan tangannya, lalu bidan memegang tangan itu dan mengikatnya dengan benang merah. Katanya, "Anak ini lahir lebih dahulu." Tetapi bayi itu menarik tangannya kembali, dan bayi yang satu lagi lahir lebih dahulu. Kemudian bidan berkata, "Jadi begitulah caramu mendesak keluar!" Maka anak yang lahir lebih dahulu itu dinamakannya Peres. Setelah itu barulah lahir adiknya yang tangannya ada benang merahnya. Dia diberi nama Zerah.” (Kej 38:24-30 i_BIS)

Beberapa fakta dan pelajaran dari episode ketiga:
1.     Tamar tidak gegabah membuka aib pelacurannya kepada Yehuda sebagai tindakan pembenaran. Tampaknya ia menunggu tindakannya ini berbicara sendiri dalam rentang waktu penantian.
2.     Dalam tatanan budaya saat itu, Tamar sebagai seorang janda yang terbuang, tetaplah menjadi propertinya Yehuda ayah mertuanya. Hal ini membuat tak dapat berbuat apa-apa dengan status kejandaannya.
3.     Yehuda menunjukkan sikap yang bertanggungjawab terhadap tindakannya; Akhirnya ia mengakui dua kesalahannya yaitu kesalahannya pertama yang tidak menyerahkan Syela anaknya untuk dikawinkan dengan Tamar dan kesalahan keduanya yang menganggap Tamar sebagai pelacur. Kini ia menghormati Tamar dengan tidak lagi bersetubuh dengan Tamar dan sejarah menulis Yehuda adalah ayah dari anak-anak yang dilahirkan Tamar.

Iman Tamar dan Iman kita

Biarlah Allah mengampuni, memulihkan dan membela kehidupan kita seperti yang dilakukannnya dalam kehidupan Tamar dan biarlah Allah menyelesaikan semuanya itu dengan sempurna seperti akhir dari kisah Tamar yang sudah kita lihat dalam tiga episode.

Allah sanggup menolong kita, pertolonganNya sempurna. Allah adalah Alfa dan Omega. Ia yang telah mengawali kehidupan kita dengan sempurna, walaupun dalam perjalanan iman kita; banyak kejatuhan kita alami, banyak kemunduran terjadi, ketidaksetiaan seringkali menjadi jalan keluar dari kekacauan hidup, mengandalkan kekuatan sendiri dan berhenti mengandalkan Allah dan lalu menyombongkan diri dengan semua keberhasilan kita. Namun Allah adalah Allah yang Alfa dan Omega.

Dia Alfa dalam memulai kehidupan kita secara sempurna dan Dia Omega dengan menyelesaikan semua kekacauan hidup secara baik dan sempurna. Dengan indahnya Sang Alfa dan Omega memikat hati kita dalam kisah Tamar ini.

Tak peduli posisi dan status sosial anda dalam masyarakat. Allah melihat hati anda, Ia sanggup dan mampu menerobos ke bagian terdalam hati manusia karena Dialah yang menciptakan hati kita. Ia mengetahui pertimbangan hati kita. Ia bersimpati dan peduli akan kehidupan serta semua pergumulan hidup kita. Serahkanlah kepadaNya karena Ia sanggup menyelesaikannya, dan menyelesaikannya dengan baik dan sempurna.

Pelajaran lain dari episode ini ialah sikap bertanggungjawab yang diperlihatkan Yehuda terhadap Tamar.
Ada dua hal menarik yang patut kita simak sebagai pelajaran iman bagi kita yaitu;
Pertama, jika kesalahan anda berbalik menuntut dan mengadili anda, mohonlah ampun kepada Tuhan dan bertobatlah karena saat itu, Allah sedang bertindak memulihkan kehidupan anda. Jika anda adalah seorang pria yang sedang atau dulunya pernah memandang rendah dan mengecewakan wanita, melalui kisah ini, belajarlah pada sikap Yehuda dan bertobatlah. Allah yang memulihkan Yehuda juga akan memulihkan anda.

Kedua, serahkanlah persoalan hidupmu kepada Tuhan dan mintalah pembelaan dan penegakan keadilan dari Allah. Jika anda adalah seorang wanita yang sedang atau dulunya telah dikecewakan pria yang anda cintai dan andalkan, ampunilah mereka yang mengecewakan anda dan berharaplah kepada Tuhan, mintalah penyelesaian masalah daripadaNya. Karena ketika Tuhan menyelesaikan persoalan hidup Tamar, semuanya indah. Ketika Tuhan menyelesaikan persoalan hidup anda, semuanya akan menjadi indah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IMAN DAN TANDA (Matius 16:1-4)

Matthew 16:1-4   1 Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada mereka.   2 Tetapi jawab Yesus: "Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah,   3 dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak.   4 Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus." Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi. Iman vs Tanda Orang Saduki dan Orang Farisi adalah kaum terpelajar yang secara khusus mendalami hukum-hukum Yahudi. Mereka juga hidup dalam penantian yang pasti akan kehadiran Mesias. Mereka jugalah yang terus menghidupkan pengharapan akan kedatangan Mesias dalam kehidupan ibadah orang Yahudi.  Mereka hidup dalam meditasi dan perenungan iman Yahudi mereka. Pada Ayat 1; me

GEREJA YANG IDEAL (Menurut KPR 2:41-47)

I . APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN GEREJA ? Apakah Gereja adalah gedung ? Apakah Gereja adalah organisasi ? Menurut ALKITAB, gereja adalah Kristen (pengikut Kristus) * 1 Petrus 2:9-10  Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: Yesus Kristus tidak membuat dan mengembangkan organisasi atau denominasi atau sinode tertentu tetapi mengorganisir Kristen. II. SIAPAKAH PENDIRI GEREJA ? * Matius 16:18  Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Jadi, Yesus Kristus tidak mendirikan gedung tetapi mendirikan sebuah jemaat. Gedung/tempat ibadah kemudian diadopsi menjadi kebutuhan Kristen. Pada dasarnya sebuah gedung permanen bukanlah kebutuhan primer

SYARAT MENJADI GEMBALA

Yohanes 21:15-19 Menyimak perbincangan Yesus Kristus dengan Simon Petrus dalam bacaan hari ini, kita akan belajar beberapa prinsip dalam pelayanan penggembalaan. Setidaknya ada tiga syarat penggembalaan yang tersirat dari perbincangan diatas. Baiklah kita lihat ketiga syarat tersebut secara terperinci. A. MENGALAMI KASIH ALLAH (Ay.15) 15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Pertanyaan pertama bukanlah sebuah pertanyaan retorika, bukanlah pula sebuah pertanyaan ujian atau uji coba. Beberapa hal yang melatarbelakangi  pertanyaan tersebut ialah 1. Kedaulatan Pilihan Allah terhadap Simon Petrus. Dalam Matius 16:16-19  Allah memilih Simon Petrus untuk memperkenalkan Yesus sebagai Mesias. Didalam dan diatas pengakuan in