Langsung ke konten utama

KETIKA TUHAN MEMANGGIL

"Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir. Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?" Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini." (Keluaran 3:10-12)

Sebagai Kristen kita percaya bahwa kehidupan adalah penugasan. Ketika seseorang mengalami pertemuan dengan Tuhan, ia akan menerima panugasan yang secara pribadi ia yakini berasal dariTuhan. 

Hal ini nampaknya bersifat subyektif, akan tetapi tidaklah demikian karena pemanggilan Tuhan yang terjadi dalam diri seseorang selalu berhubungan dengan kepentingan banyak orang. Pertama-tama panggilan tersebut berhubungan dengan komunitas Kristen (umat Tuhan), kedua, panggilan Tuhan akan selalu berhubungan dengan pemberitaan Injil kepada dunia. 

Ketika seseorang mengklaim dirinya menerima panggilan Tuhan dan ternyata, panggilan tersebut tidak berhubungan dengan kepentingan Kristen dan kepentingan pekabaran Injil, maka panggilan tersebut patut dipertanyakan keabsahan teologinya. Mengapa? Karena penyataan diri Allah secara khusus melalui diri Yesus Kristus ialah untuk menyelematkan manusia dari hukuman dosa yakni untuk menjadi pengikut-Nya dan terus melanjutkan karya keselamatan itu. 

Pada bagian pembacaan ini, kita melihat pemanggilan Musa sebagai sebuah tolok ukur perenungan bahwa Allah telah memanggil hamba-hamba-Nya sejak dahulu kala hingga saat ini dan akan terus demikian. Pemanggilan Musa tersebut berhubungan dengan penyelamatan Israel sebagai sebuah kaum untuk kemudian menjadikannya sebuah bangsa demi penyataan diri Allah kepada dunia. 

Dari tiga ayat yang akan dibicarakan, muncullah tiga poin perenungan untuk mempermudah menggali kekayaan Firman Tuhan dan menjabarkannya dengan sederhana kepada pembaca. Poin-poin tersebut adalah Pertama: panggilan-Nya jelas artinya ketika Tuhan memanggil, panggilan tersebut jelas terdengar kepada orang yang dipanggil. Kedua: Respon yang salah dan benar. Dalam bagian ini, kita akan melihat macam-macam alasan dan respon manusia terhadap panggilan Tuhan. Ketiga: Janji kehadiran dan penyertaan Tuhan. Dalam bagian ini, kita akan menemukan fakta-fakta campur tangan Tuhan dalam usaha manusia menjalankan panggilan Tuhan.

Marilah kita melihat poin demi poin dari perenungan ini.

1. PANGGILAN-Nya JELAS. 

"Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir." (Keluaran 3:10)

Sepintas kita baca ayat 10 diatas jelas menunjukkan perintah untuk "pergi"dan tujuan dari perintah tersebut ialah "untuk membawa umat-Ku, orang Israel keluar dari Mesir."

Ketika dikatakan panggilan Tuhan jelas, artinya, bukan saja tentang kejelasan perintah-Nya tetapi juga yang sama penting ialah tentang pribadi yang dipanggil. Pada Keluaran pasal 1 Alkitab menginformasikan kepada kita tentang penindasan yang dialami orang Israel di Mesir dan bagaimana Musa lahir lalu diselamatkan pada pasal 2, atas izin Tuhan, Musa diasuh oleh putri Firaun. Keluaran pasal 2 yang hanya berisi 25 ayat secara singkat menceritakan kehidupan Musa yang hidup dan bertumbuh dibawah asuhan keluarga kerajaan namun tidak lupa asalnya. 

Dalam film EXODUS: GODS AND KINGS, sutradara Ridley Scott menggambarkan bagaimana perjuangan Musa menemukan jati diri yahudinya kembali. Musa yang juga dididik dalam pendidikan keluarga kerajaan, berusaha menyeimbangkan antara statusnya yang bukan sebagai ahli waris tahta Firaun dan kapasitasnya yang memungkinkan menjadi raja atas Mesir.

Dari dua paragraf penjelasan diatas tentang latar belakang Musa, dapat kita lihat bahwa Allah tidak memilih seseorang secara acak untuk melaksanakan sebuah tugas. Peristiwa kelahiran Musa dan  kelepasannya dari bahaya kematian adalah karya Allah. Atas perkenanan Tuhan juga, Putri Firaun kemudian iba dan mengadopsi Musa sebagai anaknya. Hal ini menjadi jalan persiapan Musa untuk menerima pendidikan yang kemudian menempa kemampuannya dalam hal kepemimpinan dan militer. 

Kemampuuan yang kemudian sangat dibutuhkan oleh seseorang untuk membebaskan kaum Israel yang besar tersebut dari perbudakan yang telah dialami lebih dari 400 tahun. Bukan saja membebaskan dengan kekuatan militer tetapi bagaimana merubah dan membangun mental budak menjadi mental orang merdeka. Menanamkan kepribadian baru didalam pribadi yang tidak yakin terhadap hidup itu sendiri.

Untuk tugas yang jelas, tujuan yang jelas, Tuhan sudah menetapkan Musa sejak lahir, kemudian mengatur jalan hidupnya, memperlengkapinya dengan pendidikan yang mumpuni agar kelak siap melaksanakan tugas panggilannya itu.   

Ketika Tuhan memanggil seseorang, peristiwa tersebut tidak terjadi begitu saja. Kebutuhan akan panggilan tersebut telah ada dan diketahui Tuhan jauh sebelum kita menyadarinya. Mengapa demikian? Karena Allah adalah alfa dan omega (Wahyu 1:8; 21:6; 22:13) Ia yang mengawali, Ia juga mengetahui masa depan. 

Kejadian 15:13-14 memberitahukan kepada kita bahwa kebutuhan akan pembebasan Israel sudah ada empat generasi sebelumnya (Kejadian 15:16).

Firman TUHAN kepada Abram: "Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya. Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka, akan Kuhukum, dan sesudah itu mereka akan keluar dengan membawa harta benda yang banyak. (Kejadian 15:13-14)

Ketika anda menerima panggilan Tuhan, kebutuhan yang akan anda penuhi melalui panggilan tersebut bukanlah kebutuhan yang baru saja muncul, Tuhan telah melihat kebutuhan tersebut sejak dahulu kala, dan seperti halnya Musa, semua kisah perjalanan hidup anda telah dipakai Tuhan untuk mempersiapkan anda menjalankan panggilan-Nya. 

Inilah alasan mengapa Rasul Paulus berkata dalam 1 Tesalonika 5:18  "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." Karena dalam segala hal di kehidupan anda, Tuhan terlibat dan bekerja mempersiapkan anda untuk sebuah tugas mulia yakni melaksanakan panggilan-Nya kelak. 

Tidak ada kehilangan yang tanpa arti, tidak ada kekecewaan yang tanpa arti, tidak ada kesedihan dan kebahagiaan yang tanpa tujuan. Rasul Paulus mengingatkan kepada jemaat di Roma "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28)

Alih-alih bertanya, "ya Tuhan, mengapa hal ini (dukacita, kekecewaan, kehilangan, dll) terjadi dalam hidupku?" Kita diingatkan untuk bersyukur atas semua pengalaman hidup. Pertanyaan terbaik yang dapat kita tanyakan kepada Tuhan saat menghadapi tantangan hidup ialah "ya Tuhan, hal apa yang Kau inginkan aku pelajari, dari situasiku saat ini?"

Ketika Tuhan memanggil anda, ia mengenal diri anda, bahkan lebih baik dari pengenalan anda dan orang sekitar akan diri anda. 

Ketika Tuhan memanggil anda, Ia mengetahui bahwa tugas yang akan anda emban, sanggup anda kerjakan, karena Ia telah mempersiapkan diri anda untuk melaksanakan tugas tersebut. 

Apa respon anda mengetahui kebenaran ini?


2. RESPON YANG SALAH DAN BENAR.

11 Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"

Kalau kita simak dengan saksama, Musa telah memiliki kerinduan untuk menyelamatkan saudara yahudinya, seperti yang terlihat dari Keluaran 2:11-15. Saya percaya bahwa kerinduan ini adalah wujud dari panggilan Tuhan, dan tindakan Musa adalah bagaimana ia berusaha menerjemahkan kerinduan tersebut. 

Namun demikian haruslah kita akui bahwa tindakan manusia bukanlah tindakan Allah, maksud saya, inisiatif manusia dapat kita bedakan dari inisiatif Allah. "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:8-9)

Inisiatif manusia menyebabkan tindakan-tindakan yang memberikan kepuasan terhadap jiwa manusia itu sendiri tetapi inisiatif Allah menghasilkan tindakan-tindakan yang memuliakan Tuhan. Seringkali tIndakan-tindakan ini tidak memuaskan manusia, bahkan dalam beberapa  kejadian, tindakan Allah menyebabkan kerugian materi bagi manusia. 


Abraham: 

"Maka berkatalah Abram kepada Lot: "Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri." Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. — Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. — Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah." (Kejaian 13:8-11)

Tindakan Allah memberkati Abraham dimulai dengan kesediaannya kehilangan kesempatan untuk mendapat tanah gembalaan yang baik bagi ternaknya.

"Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." (Keluaran 22:2)


Yesus:

"Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" (Matius 26:39, 42)

Yesus menyadari betapa beratnya beban yang harus Ia pikul, Ia berharap dapat menghindarinya, namun Ia menyadari bahwa keinginan Bapalah yang harus diikuti-Nya.


Rasul Paulus:

"Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku." (2 Korintus 12:7-9)

Rasul Paulus menganggap penderitaannya adalah halangan baginya dalam pelayanan, tetapi bagi Allah, penderitaannya adalah anugrah Allah baginya.

Dari contoh-contoh diatas, kita dapat melihat bagaimana pergumulan Abraham, Yesus dan Rasul Paulus menghadapi tantangan hidup mereka. Bahwa  inisiatif dan tindakan Allah lebih mulia dari inisiatif dan tindakan manusia. Seringkali menyebabkan ketidaknyamanan, namun akhirnya memuliakan nama Tuhan. 

Bagaimana Musa melihat inisiatif dan tindakan Allah bagi Israel melalui dirinya?  Musa berinisatif dan memulai tindakan penyelamatan Israel yang akhirnya gagal. Kegagalan ini adalah kegagalan rencana Musa dan bukan kegagalan rencana Allah. 

Menyelamatkan Israel adalah rencana Allah, dan Ia telah mempersiapkan Musa untuk melaksanakan hal ini. Kelahiran Musa, peristiwa adopsi dan pendidikan serta pengasuhan keluarga Istana mempersiapkannya untuk melaksanakan hal ini. Musa mengira ia telah siap, tapi bagi Tuhan belum. Musa harus hidup sebagai gembala untuk menyelami kehidupan Israel sebagai peternak dan bahkan ia harus menjadi gembala ternak mertuanya agar kelak ia paham menjalankan peranan sebagai gembala bagi Israel selama k.l 40 tahun.   

Respon Musa yang salah terhadap pangilan Tuhan disebabkan oleh ketidakmengertiannya terhadap panggilan rencana Allah bagi Israel melalui dirinya. 

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:8-9)

Haruslah diakui bahwa banyak diantara kita merespon panggilan Tuhan dengan cara yang salah karena ketidakmengertian kita terhadap rencana Allah bagi umatnya melalui kita. Apakah kita harus mengerti sebelum memberi respon terhadap panggilan tersebut? Ataukah tak perlu mengerti? Kita sering mendengarkan khotbah dan pengajaran tentang melangkah dengan iman. Apakah Musa harus melangkah dengan iman? Faktanya, ketika ia tidak yakin terhadap kemampuan dirinya, Tuhan memberikan tanda kepadanya.  

Ketika Allah memanggil Musa, panggilan-Nya jelas, yaitu "Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir." (Keluaran 3:10)

Big Picture rencana Tuhan bagi Israel jelas, tetapi detailnya tidak diberikan, atau tepatnya belum diberikan. Dalam film EXODUS: GODS AND KINGS, Musa kembali ke Mesir dengan antusiasme yang tinggi, ia kemudian mengumpulkan pria-pria Israel yang bisa mengangkat senjata dan melatih kemampuan militer mereka. Ia kemudian memimpin serangan-seranagn militer yang nampaknya berhasil namun Tuhan menampakkan diri kepadanya dan mengatakan bahwa semua tindakannya tidak efektif. 

Kita dituntut untuk merespon dengan benar panggilan Allah. Apa maksud dari merespon dengan benar? Artinya; Pertama, memastikan bahwa yang memanggil adalah Allah. Bagaimana memastikannya? Panggilannya jelas, terhadap nama dan ada konfirmasi Allah melalui orang sekitar bahwa kita mampu melakukan panggilan tersebut. Kedua, respon yang benar ditandai dengan sikap menyerahkan pelaksanaan detail panggilan tersebut dalam pimpinan Tuhan. 

Banyak Kristen yang terjebak dalam 'panggilan' yang mereka anggap bukan dari Allah atau sebaliknya memang berasal dari Allah tetapi ditolaknya, tanpa mengujinya terlebih dahulu. Dampaknya ialah, ketika melaksanakan panggilan tersebut timbul gerutu dan bersungut-sungut saat keadaan tidak sesuai dengan kehendaknya. Dampak lainnya ialah pelaksanaan panggilan tersebut tidak dilakukan dengan penyerahan diri kepada Allah, sebaliknya dengan menerapkan prinsip-prinsip yang tidak Alkitabiah.

Respon tiap-tiap orang mungkin berbeda, tetapi proses yang dilalui haruslah sama yakni, 'menggumuli' terlebih dahulu panggilan tersebut.  Respon seorang Kristen yang benar terhadap panggilan Allah ialah respon yang lahir dari kesadaran akan kedaulatan Allah didalam hidupnya dan karunia-karunia yang dimilikinya. 

Ketika Allah memanggil seseorang untuk sebuah tugas, Ia sanggup menolong anda menyelesaikan tugas tersebut. Ketika Allah memanggil seseorang untuk melakukan sebuah tugas, Ia terlebih dahulu telah memperlengkapi anda untuk tugas tersebut. 


3. JANJI KEHADIRAN DAN PENYERTAAN ALLAH. 

"Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini." (Keluaran 3:12)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa gambaran utama dari rencana Allah selalu dinyatakan ketika ia memanggil kita, sedangkan detailnya harus kita serahkan kedalam tangannya.  Hal ini dicontohkan Abraham ketika ia melangkah keluar dari rumah ayahnya.

"Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. (Kejadian 12:1-4)

Seperti apa negri yang akan diberikan Tuhan kepadanya? Abraham tak tahu. Seperti apa proses pembebasan dan keluarnya Israel dari Mesir, tantangan apa yang akan mereka hadapi dijalan? Abraham dan Musa tak tahu detailnya, mereka berdua dituntut untuk manjawab 'siap, ya' atau 'siap, laksanakan' 

Kepada Musa diberikan tanda "...maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini." Sebuah tanda yang tidak cukup memuaskan logika kita pada masa kini. Namun makna dibalik tanda itu ialah, "Allah akan memimpin Israel untuk bertemu dan merasakan kebesaran dan kemuliaan Allah di gunung ini, seperti yang dialami Musa. Untuk tujuan ini, Allah akan membuat perjalanan ini berhasil. 

Selama beratus-ratus tahun sejak masa Abraham hingga  perbudakan di Mesir, Israel hanya menyembah Allah yang tidak memiliki wujud namun kehadiran-Nya nyata. Kini melalui Musa, Allah ingin menyatakan diri-Nya kepada Israel di gunung ini.

Bagi Israel sebagai sebuah bangsa yang diperbudak selamaratusan tahun, melihat penampilan kuasa Allah didalam dan melalui sepuluh tulah adalah sebuah pembuktian iman bahwa Allah mereka hidup dan berkuasa. 

Ketika Tuhan menyertai kehidupan seseorang, panggilan Tuhan didalam diri orang itu akan berhasil, yang pertama dan utama bukanlah karena sesuatu unsur didalam orang itu tetapi karena tujuan dari panggilan Tuhan ialah untuk kemuliaan nama-Nya dan untuk kebaikan banyak orang. Hal kedua yang menyebabkan keberhasilan panggilan Tuhan adalah kerelaan diri kita untuk melaksanakan panggilan tersebut sesuai dengan cara dan kehendak-Nya. 

Amin. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

IMAN DAN TANDA (Matius 16:1-4)

Matthew 16:1-4   1 Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada mereka.   2 Tetapi jawab Yesus: "Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah,   3 dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak.   4 Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus." Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi. Iman vs Tanda Orang Saduki dan Orang Farisi adalah kaum terpelajar yang secara khusus mendalami hukum-hukum Yahudi. Mereka juga hidup dalam penantian yang pasti akan kehadiran Mesias. Mereka jugalah yang terus menghidupkan pengharapan akan kedatangan Mesias dalam kehidupan ibadah orang Yahudi.  Mereka hidup dalam meditasi dan perenungan iman Yahudi mereka. Pada Ayat 1; me

GEREJA YANG IDEAL (Menurut KPR 2:41-47)

I . APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN GEREJA ? Apakah Gereja adalah gedung ? Apakah Gereja adalah organisasi ? Menurut ALKITAB, gereja adalah Kristen (pengikut Kristus) * 1 Petrus 2:9-10  Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: Yesus Kristus tidak membuat dan mengembangkan organisasi atau denominasi atau sinode tertentu tetapi mengorganisir Kristen. II. SIAPAKAH PENDIRI GEREJA ? * Matius 16:18  Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Jadi, Yesus Kristus tidak mendirikan gedung tetapi mendirikan sebuah jemaat. Gedung/tempat ibadah kemudian diadopsi menjadi kebutuhan Kristen. Pada dasarnya sebuah gedung permanen bukanlah kebutuhan primer

SYARAT MENJADI GEMBALA

Yohanes 21:15-19 Menyimak perbincangan Yesus Kristus dengan Simon Petrus dalam bacaan hari ini, kita akan belajar beberapa prinsip dalam pelayanan penggembalaan. Setidaknya ada tiga syarat penggembalaan yang tersirat dari perbincangan diatas. Baiklah kita lihat ketiga syarat tersebut secara terperinci. A. MENGALAMI KASIH ALLAH (Ay.15) 15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Pertanyaan pertama bukanlah sebuah pertanyaan retorika, bukanlah pula sebuah pertanyaan ujian atau uji coba. Beberapa hal yang melatarbelakangi  pertanyaan tersebut ialah 1. Kedaulatan Pilihan Allah terhadap Simon Petrus. Dalam Matius 16:16-19  Allah memilih Simon Petrus untuk memperkenalkan Yesus sebagai Mesias. Didalam dan diatas pengakuan in