Langsung ke konten utama

MENULIS UNTUK SOLUSI

Menulis untuk solusi adalah sebuah fakta menarik karena semua analisa dalam pikiran dituangkan dalam bentuk baku, detail, terperinci dan bersifat permanen dalam rangkaian huruf yang membentuk kata dan kalimat.

Di perguruan-perguruan tinggi, pemerintah mewajibkan setiap staf pengajar atau dosen harus menghasilkan karya tulis ilmiah.  Mereka yang diwajibkan adalah dosen yang ingin mengikuti program setifikasi dosen dari pemerintah untuk kemudian menerima tunjangan pengajar perguruan tinggi dari Pemerintah. hal ini mendorong para dosen di Indonesia untuk melakukan penelitian dan menulis. Hal ini dijelaskan secara lengkap oleh www.duniadosen.com.

Mengapa saya menekankan pada pengajar perguruan tinggi?

Karena menurut UU Sistem pendidikan Nasional tahun 2012 Bab 1, No. 9, Tridharma (Tiga kewajiban) Perguruan Tinggi adalah pertama: kewajiban untuk menyelenggarakan Pendidikan, kedua: kewajiban untuk menyelenggarakan penelitian, ketiga: kewajiban pengabdian kepada masyarakat. Lebih lanjut dijelaskan pada no. 11. Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan sicitas akademika yang memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. No. 13. Sivitas akademika adalah masyarakat akademik yang terdiri atas dosen dan mahasiswa.

Berdasarkan penjabaran diatas, ketika pemerintah mendorong dosen untuk menghasilkan karya tulis sebagai syarat sertifikasi dosen, pemerintah sedang mendorong sicitas akademika Perguruan Tinggi untuk ikut berkarya mencerdaskan masyarakat dengan pemikiran-pemikiran ilmiah yang bersifat mendidik dan solutif. 

Demikian yang saya jelaskan dalam alinea pertama tentang "menulis untuk solusi" yang merupakan judul tulisan ini.

Sebagai seorang penulis Kristen, apa yang dapat kita lakukan untuk ikut mencerdaskan masyarakat, secara khusus dalam lingkungan gereja, dan secara umum masyarakat lintas agama? 

Menulis adalah sebuah cara praktis dan intelek dalam upaya ikut mencerdaskan masyarakat. Menulis untuk solusi adalah sebuah tujuan mulia bagi para penulis Kristen. Jika membaca kata "solusi" maka secara otomatis, kita akan menghubungkan pemikiran kita dengan kata "masalah." Masalah apa yang hendak anda, sebagai penulis angkat dan tulis untuk menemukan solusinya. Lebih jauh lagi, sebagai seorang penulis Kristen yang mendasarkan inspirasi tulisannya dari Alkitab, bagaimana seharusnya anda melihat masalah yang akan anda cari solusinya. Apakah Alkitab akan menjadi sumber primer?

"Alkitab adalah Firman Allah" adalah sebuah pendapat yang mengakui keabsolutan Alkitab sebagai Firman Allah, tanpa salah dan memiliki otoritas yang bersifat prerogratif atas kehidupan seluruh mahkluk hidup didalam alam semesta. Setiap penulis Kristen yang menganut pemahaman ini akan menggantungkan inspirasinya kepada sumber tunggal yakni Alkitab. Bedakan "sumber inspirasi" dan sumber pustaka atau sumber informasi. Seorang penulis Kristen bisa saja mengambil dan mengumpulkan informasi dari sumber-sumber non Kristen yang secara pribadi diakuinya sebagai kebenaran, tetapi kebenaran-kebenaran tersebut akan diuji dengan Alkitab sebagai sumber kebenaran primer. Mereka, para penulis Kristen ini, percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang memberi inspirasi bagi solusi permasalah manusia. 

Pendapat kedua yang berbeda dari pendapat diatas adalah "Alkitab berisi Firman Allah." Pendapat ini mengakui Alkitab tidak secara mutlak adalah kebenaran, tetapi berisi kelemahan-kelemahan penulisan dan kelemahan-kelemahan fakta yang bertentangan dengan bukti ilmiah dari penelitian ilmu pengetahuan modern. Karena itu, Sumber-sumber kebenaran Alkitab harus didukung oleh ilmu pengetahuan. Para penulis Kristen yang menganut pendapat ini, seringkali tidak secara terbuka mengkomunikasikan paham mereka melalui tulisan-tulisannya. Tetapi dapat kita lihat secara gamblang. dalam tulisan-tulisannya, bagaimana mereka mendekati sebuah masalah. dan bagaimana sudut pandang penyelesaiannya. 

Salah satu contoh penulis Kristen yang menganut paham "Alkitab berisi Firman Allah" adalah Paul F. Knitter, seorang teolog katolik Roma yang pemikirannya amat berpengaruh terhadap pemikir-pemikir Kristen pendukung paham Teosentris, seperti John Hick, Raimundo Panikkar dan Stanley Samartha. Paham Teosentris percaya bahwa ada banyak jalan menuju pusat yang satu, yaitu Allah sendiri. karenanya Knitter menganjurkan perlunya penafsiran ulang atas doktrin keunikan Yesus. Hal ini sejalan dengan semangat kaum pluralis Kristen yang menganggap 'kekristenan merasa superior terhadap agama-agama lain karena menyatakan bahwa keselamatan hanya didalam Yesus Kristus.    

Para teolog yang juga adalah penulis ini, kemudian menyebarkan pemikirannya lewat tulisan-tulisannya. Di Indonesia beberapa teolog dan penulis yang menganut paham ini adalah Eka Darmaputra, E.G. Singgih, A.A. Yewangoe dan banyak lagi. (Dalam kesempatan lain, akan saya bahas secara khusus pluralisme dalam kekristenan di Indonesia)

Setelah mengetahui gagasan dasar perbedaan paham didalam tulisan-tulisan Kristen, maka sebagai penulis Kristen kita dapat memutuskan darimana seharusnya datang inspirasi bagi seorang penulis Kristen? Kemanakah seharusnya seorang penulis Kristen mencari inspirasi tulisan-tulisannya?

Tulisan dengan judul "Menulis Untuk Solusi" ini, secara khusus saya angkat karena beberapa waktu lalu, saya mengalami bagaimana tulisan saya menjadi solusi bagi diri saya sendiri dalam menggumuli sebuah permasalahan.

Diawal Desember 2020, Gereja tempat saya berjemaat dan sekaligus melayani sebagai Majelis Pekerja Jemaat (MPJ), mengadakan pemilihan Majelis baru untuk periode pelayanan tahun 2021-2026. Saya yang juga duduk sebagai anggota Panitia Pemilihan, bersama rekan panitia lainnya berharap agar terjaring lebih dari 10 orang calon untuk pemilihan pada tanggal 10 Januari 2021 nanti. Faktanya yang terjaring dan mengisi formulir "bersedia" hanya 7 orang calon MPJ. 

Saya sendiri mengisi formulir "tidak bersedia" dengan beberapa pertimbangan. Beberapa rekan jemaat dan juga MPJ mendekati dan mencoba mengajak saya untuk masuk kembali. Gembala Sidang kami,  juga beberapa kali melakukan pendekatan persuasif kepada saya, agar bersedia kembali duduk sebagai MPJ dalam periode pelayanan berikutnya 2021-2026. Dari semua pendekatan tersebut, saya mendengar masukan, pendapat, pertimbangan dan himbauan-himbauan yang kemudian mengganggu nurani saya. 

Akhirnya, saya menggumulinya bersama istri. Kami berdoa dan secara khusus, saya membaca banyak buku dan tulisan tentang panggilan pelayanan. Selama beberapa waktu pergumulan itu, banyak pemahaman dan pendapat simpang siur datang dan pergi di dalam pikiran saya. Dalam pimpinan Roh Kudus, saya memutuskan untuk menulis artikel tentang "Ketika Tuhan Memanggil

Seperti yang telah saya ungkapkan di atas, seorang penulis Kristen harus menjadikan Alkitab sebagai sumber inspirasi primer. Dari begitu banyak pemahaman dan pikiran yang beredar saya, memutuskan untuk meneliti apa kata Alkitab tentang panggilan Tuhan. Untuk memahami hal ini, saya belajar dari pergumulan Musa ketika menerima panggilan Allah untuk menghadap Firaun meminta kebebasan orang Israel. 

Fakta-fakta yang saya temukan dari penggalian teks Alkitab Keluaran 3:1-12 sungguh bertolak belakang dari pemahaman dan alasan yang saya pakai untuk memutuskan tidak melanjutkan masa pelayanan sebagai MPJ 2021-2026. Kesadaran pun timbul bahwa setelah memutuskan "tidak bersedia," saya mengalami 'tidak damai sejahtera' dan setelah saya memutuskan untuk "bersedia," ada damai sejahtera. 

Artikel "Ketika Tuhan Memanggil" mulai saya tulis pada tanggal 22 Desember 2020, dan baru selesai pada tanggal 7 Januari 2021. Waktu penulisan yang panjang bagi saya, karena untuk artikel yang sama, saya dapat menyelesaikan dalam waktu 2-3 hari. Karena membutuhkan analisa yang hati-hati, Tuhan menolong saya melewati semua pemahaman yang perlu bagi saya dalam menyelesaikan artikel tersebut. 

Menyelesaikan artikel tersebut artinya menemukan solusi bagi permasalahan saya sendiri. "Menulis untuk solusi" adalah sebuah tag line baru bagi saya. Menyadari keberadaan saya sebagai pengajar, hal ini mendorong saya untuk terus menulis, dan melaluinya menghasilkan karya-karya bagi gereja dan dunia. Amin.

Daftar bacaan:

  1. https://www.duniadosen.com (DOSEN DENGAN KEWAJIBAN MENULIS KARYA ILMIAH)h/
  2. http://nursyam.uinsby.ac.id (KEWAJIBAN MENULIS BAGI DOSEN)
  3. https://www.sttintheos.ac.id (GEREJA DAN PLURALISME AGAMA DALAM KONTEKS DI INDONESIA)
  4. http://jurnalfuf.uinsby.ac.id (TEOLOGI KRISTEN PROTESTAN TERHADAP AGAMA-AGAMA LAIN DI INDONESIA 1966-1990)
  5. https://planetinjil.blogspot.com (KETIKA TUHAN MEMANGGIL)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IMAN DAN TANDA (Matius 16:1-4)

Matthew 16:1-4   1 Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada mereka.   2 Tetapi jawab Yesus: "Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah,   3 dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak.   4 Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus." Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi. Iman vs Tanda Orang Saduki dan Orang Farisi adalah kaum terpelajar yang secara khusus mendalami hukum-hukum Yahudi. Mereka juga hidup dalam penantian yang pasti akan kehadiran Mesias. Mereka jugalah yang terus menghidupkan pengharapan akan kedatangan Mesias dalam kehidupan ibadah orang Yahudi.  Mereka hidup dalam meditasi dan perenungan iman Yahudi mereka. Pada Ayat 1; me

GEREJA YANG IDEAL (Menurut KPR 2:41-47)

I . APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN GEREJA ? Apakah Gereja adalah gedung ? Apakah Gereja adalah organisasi ? Menurut ALKITAB, gereja adalah Kristen (pengikut Kristus) * 1 Petrus 2:9-10  Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: Yesus Kristus tidak membuat dan mengembangkan organisasi atau denominasi atau sinode tertentu tetapi mengorganisir Kristen. II. SIAPAKAH PENDIRI GEREJA ? * Matius 16:18  Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Jadi, Yesus Kristus tidak mendirikan gedung tetapi mendirikan sebuah jemaat. Gedung/tempat ibadah kemudian diadopsi menjadi kebutuhan Kristen. Pada dasarnya sebuah gedung permanen bukanlah kebutuhan primer

SYARAT MENJADI GEMBALA

Yohanes 21:15-19 Menyimak perbincangan Yesus Kristus dengan Simon Petrus dalam bacaan hari ini, kita akan belajar beberapa prinsip dalam pelayanan penggembalaan. Setidaknya ada tiga syarat penggembalaan yang tersirat dari perbincangan diatas. Baiklah kita lihat ketiga syarat tersebut secara terperinci. A. MENGALAMI KASIH ALLAH (Ay.15) 15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Pertanyaan pertama bukanlah sebuah pertanyaan retorika, bukanlah pula sebuah pertanyaan ujian atau uji coba. Beberapa hal yang melatarbelakangi  pertanyaan tersebut ialah 1. Kedaulatan Pilihan Allah terhadap Simon Petrus. Dalam Matius 16:16-19  Allah memilih Simon Petrus untuk memperkenalkan Yesus sebagai Mesias. Didalam dan diatas pengakuan in