Langsung ke konten utama

Puisi Untuk Papa (Pahlawanku)

 Papa...

Engkaulah pria kabanggaan hidupku.

kurindu berada di dekatmu, mengingatmu. hangat terasa hatiku.

memikirkanmu, membangkitkan rasa banggaku akan hidup ini,

mengenang setiap tindakan dan keputusan-keputusanmu, membuatku tersanjung,


Tak ada yang menyamaimu, kasih dan ketegasanmu, berlangsung bersamaan, 

setiap rotan yang pernah kualami telah menguatkan aku melalui masa-masa sulit hidup ini, 

setiap kasih dan perhatianmu telah membentuk hati ini selembut sutra,


Papa, aku rindu melihat senyuman wajahmu, 

kerutan pengalaman hidup didahimu telah terbentuk jauh sebelum aku lahir,

ketampananmu takan luntur, engkaulah pahlawanku,

setiap inchi kulit tubuh telah termakan cerita hidup seorang ayah,


Papa, aku bangga menjadi anakmu, 

Aku bersyukur pernah berjalan disisimu sebagai seorang anak lelaki kecil dengan rasa aman, sambil melihat padamu, menggenggam tanganmu, meniti setiap sudut kota kelahiranku.


Papa, entah apa jadinya seorang Akhim jika engkau tak pernah menjadi papaku, 

engkaulah yang mengajarkan aku kehidupan ini, setiap perjalanan hidup kukenal dan kupelajari darimu,

engkau bagaikan sebuah buku yang dapat kubaca, setiap kata-katamu selalu relevan dengan usiaku,

engkau mengerti bahasa balitaku,

engkau mengeri hati kanak-kanakku,

engkau mengerti kebimbangan masa mudaku,

engkau mengerti tindakan dan pilihanku ketika aku meninggalkanmu dikota tempat engkau melahirkan dan membesarkan aku.


Setiap saat telingamu selalu siap mendengarkan aku, ketika diperantauan ini, aku membutuhkan seseorang untuk bercerita tentang susahnya kehidupan ini.

Engkau mengerti dan memendam rasa rindumu yang tak terkatakan ketika aku sepertinya melupakan engkau dan hanyut dalam kehidupanku sendiri.

Selembar suratku yang engkau terima setahun yang lalu, terus kau pegang sebagai pelepas rindu,

Maafkan aku Papa, aku berjanji, aku akan mengirimkan seribu surat untukmu, aku akan datang menemuimu, aku akan memegang tangan kekarmu yang mulai melemah, aku akan memeluk tubuh kekarmu yang pernah menggendong aku, aku tinggal bersamamy dihatiku.

Aku teringat saat mereka mencacimu karena cintamu yang besar kepada Yesus, Tuhanmu.                    Betapa bangganya hatiku melihat engkau tersenyum tanpa membalas sepatah katapun.                  Betapa bangganya hatiku melihat engkau menyembunyikan aku dibalik tubuhmu agar aku tidak dihina.


Mereka berkata, engkau terlalu beriman sehingga melupakan realita kehidupan ini,

Mereka berkata, engkau sok rohani sehingga melupakan hal-hal materi, 

Mereka berkata banyak hal yang mereka tidak mengerti dari hati besarmu yang memiliki hati kecilku,

Betapa sakit hatiku saat itu, betapa pahlawanku dihina. Aku ingin kembali suatu saat nanti, ditempat itu, kepada anak-anak muda yang mencaci papa malam itu, aku ingin menunjukkan dan memberitahu mereka, engkaulah pria terbaik, ayah sejati dan akulah anakmu, seorang Akhim yang telah berhasil.

Papa...

Kemanapun aku pergi, namamu akan terukir disetiap langkah kakiku, nasehat dan prinsip hidupmu tertanam kuat disetiap sendi kakiku menguatkan kakiku untuk melangkahi hidup ini.

Kapanpun aku bicara, prinsip-prinsip hidupmu yang akan terucap disetiap kata-kataku.

Aku pernah mendengar cerita tentang orang-orang hebat didunia ini,

tentang bagaimana mereka berjasa bagi banyak orang, 

tentang bagaimana teori-teori akademis mereka terbukti bermanfaat bagi dunia akademik,

 tentang penemu pesawat,

tentang penemu listrik,

tentang herkules yang kuat,

tentang robinhood pembela kebenaran.

Namun semua cerita kepahlawanan itu hanya kudengar, 

namun semua cerita kepahlawan itu diceritakan orang kepadaku.


Disini, saat ini, aku melihat engkau berdiri gagah dihadapanku.

Disini, saat ini, aku melihat semua cerita kepahlawanan menjadi nyata,

Disini, saat ini, aku melihat pahlawanku berdiri.

Papa, Ayah, ENGKAU PAHLAWANKU.

Tidak kudengar cerita tentang dirimu,

tidak kudengar orang menceritakan kepahlawananmu,

aku melihatnya sendiri, aku mengalaminya sendiri betapa KEPAHLAWANANMU bagi kami sekeluarga, 

betapa kasihmu kepada ibu,

betapa kasihmu kepada kami anak-anakmu.

ENGKAU PAHLAWANKU yang menggendong aku kecil.

ENGKAU PAHLAWANKU yang mengajar aku berjalan.

ENGKAU PAHLAWANKU yang menemani aku remaja melangkahi setiap sudut kota kelahiranku.

ENGKAU PAHLAWANKU yang mengajariku dengan hati-hati tentang kehidupanku.

ENGKAU PAHLAWANKU yang melepas aku pergi dengan bangga.

ENGKAU PAHLAWANKU yang menyertaiku dengan seluruh doa-doamu.

Papa, Ayah, ENGKAU PAHLAWANKU.

Terimakasih untuk kehidupan yang kau berikan padaku, aku anakmu, engkau ayahku.

Selamanya namamu akan terukir di hidupku, dan cucumu yakni anak-anakku dan anak-anak yang akan mereka lahirkan.

Aku mengasihimu Papa.


Diambil dari tulisan saya di www.kompasiana.com


Note:

Dengan tidak melupakan nama penulisnya, silahkan dicopy untuk Papa tercinta, suami tercinta, calon suami tercinta, dan untuk arsip pribadi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IMAN DAN TANDA (Matius 16:1-4)

Matthew 16:1-4   1 Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada mereka.   2 Tetapi jawab Yesus: "Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah,   3 dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak.   4 Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus." Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi. Iman vs Tanda Orang Saduki dan Orang Farisi adalah kaum terpelajar yang secara khusus mendalami hukum-hukum Yahudi. Mereka juga hidup dalam penantian yang pasti akan kehadiran Mesias. Mereka jugalah yang terus menghidupkan pengharapan akan kedatangan Mesias dalam kehidupan ibadah orang Yahudi.  Mereka hidup dalam meditasi dan perenungan iman Yahudi mereka. Pada Ayat 1; me

GEREJA YANG IDEAL (Menurut KPR 2:41-47)

I . APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN GEREJA ? Apakah Gereja adalah gedung ? Apakah Gereja adalah organisasi ? Menurut ALKITAB, gereja adalah Kristen (pengikut Kristus) * 1 Petrus 2:9-10  Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: Yesus Kristus tidak membuat dan mengembangkan organisasi atau denominasi atau sinode tertentu tetapi mengorganisir Kristen. II. SIAPAKAH PENDIRI GEREJA ? * Matius 16:18  Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Jadi, Yesus Kristus tidak mendirikan gedung tetapi mendirikan sebuah jemaat. Gedung/tempat ibadah kemudian diadopsi menjadi kebutuhan Kristen. Pada dasarnya sebuah gedung permanen bukanlah kebutuhan primer

SYARAT MENJADI GEMBALA

Yohanes 21:15-19 Menyimak perbincangan Yesus Kristus dengan Simon Petrus dalam bacaan hari ini, kita akan belajar beberapa prinsip dalam pelayanan penggembalaan. Setidaknya ada tiga syarat penggembalaan yang tersirat dari perbincangan diatas. Baiklah kita lihat ketiga syarat tersebut secara terperinci. A. MENGALAMI KASIH ALLAH (Ay.15) 15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Pertanyaan pertama bukanlah sebuah pertanyaan retorika, bukanlah pula sebuah pertanyaan ujian atau uji coba. Beberapa hal yang melatarbelakangi  pertanyaan tersebut ialah 1. Kedaulatan Pilihan Allah terhadap Simon Petrus. Dalam Matius 16:16-19  Allah memilih Simon Petrus untuk memperkenalkan Yesus sebagai Mesias. Didalam dan diatas pengakuan in