Langsung ke konten utama

KESEMPURNAAN ROHANI

Menjadi sempurna dalam melaksanakan iman adalah target beragama orang Kristen. Untuk mencapai hal ini, para teolog Kristen sepanjang masa telah menulis berbagai tafsiran Alkitab untuk merumuskan ajaran Alkitab agar kontekstual dengan kebutuhan Kristen. 

Alkitab bukanlah buku yang berisi kumpulan aturan untuk ditaati atau kumpulan rumus hidup bahagia. Alkitab adalah kitab suci Kristen yang berisi kesaksian tentang karya Allah didalam kehidupan manusia. Peristiwa yang dicatat Alkitab terjadi dalam rentang waktu dan zaman yang berbeda, dengan latar belakang yang bervariasi antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Karena itu gap waktu yang lebar dan dalam itu harus dijembatani oleh tafsiran yang berkualitas dan bertanggungjawab. 

Tafsiran Alkitab adalah petunjuk tunggal atau satu-satunya alat bantu bagi umat Kristen untuk mencapai kesempurnaan iman. Dalam terang Roh Kudus, para teolog menggumuli ayat-ayat Alkitab, mempelajari teks demi teks sambil menyimak latarbelakang budaya, ekonomi, militer dan semua hal yang terkait didalamnya untuk menghasilkan tafsiran yang bertanggungjawab. 

Salah satu ayat dasar tentang kesempurnaan iman yang menjadi rujukan Kristen adalah Matius 5:48 (Terjemahan Baru) "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

Matthew Henry dalam tafsirannya menjelaskan Matius 5:48 sebagai berikut: 1. Secara umum, termasuk segala sesuatu yang harus kita ikuti untuk menjadi pengikut Allah sebagai anak-anak yang terkasih. Perhatikanlah, sudah menjadi kewajiban orang Kristen untuk menginginkan, mengarahkan diri, dan berusaha hidup sempurna dalam anugerah dan kekudusan (Flp. 3:12-14). 2. Secaa khusus, kesempurnaan Allah adalah mengampuni kesalahan, menolong orang asing, dan berbuat baik kepada orang yang jahat dan yang tidak tahu berterima kasih. Semua hal ini merupakan kewajiban kita supaya kita menjadi serupa dengan Dia. Kita, yang berutang begitu banyak hingga berutang seluruh keberadaan kita pada kelimpahan Allah, patut meneladani hal ini semampu kita.

Matthew Henry menitikberatkan penjelasannya pada makna kata "sempurna" dalam bahasa Yunani teleios (τέλειος), yang mengandung dua arti yakni lengkap dan dewasa. 
"Lengkap", menjelaskan tentang target yang harus dicapai. Target ini adalah tujuan tertinggi dari semua pertandingan rohani. Hasil akhir dari semua pembelajaran iman. Sedangkan "dewasa" menjelaskan bagaimana proses mencapai target atau bagaimana menjadi lengkap. Untuk menjadi lengkap, setiap Kristen harus menyadari bahwa ada proses yang harus dilewati. Proses itu terdiri dari pencapaian tahap demi tahap yang akhirnya akan berujung pada kedewasaan atau menjadi lengkap.

Lebih lanjut, kata teleios (τέλειος) adalah kata sifat. Kata ini juga diucapkan Rasul Paulus, ketika ia berkata kepada jemaat di Filipina: Filipi 3:15 (TB)  "Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu."
Ia menyebutkan bahwa orang Kristen di Filipi adalah orang yang sempurna dan seharusnya mereka berpikir sebagai orang yang sempurna. 

Robert Rampen dalam bukunya "Free indeed" mengatakan bahwa "ketika dilahirkan kembali, seorang Kristen telah menjadi manusia baru dengan kapasitas untuk dapat melakukan Firman Allah." Karena itu, bukanlah hal asing atau mustahil untuk berpikir sempurna karena memang Kristen adalah makhluk sempurna. Penyebab utama kegagalan iman seorang Kristen adalah mereka tidak berpikir dan bertindak sebagai orang sempurna. Sebaliknya, mereka memposisikan diri pada ketidaksempurnaan dan berpikir serta bertindak sebagai seorang yang berupaya menjadi sempurna. Hal ini tidak senada dengan Alkitab. 
Natur kesempurnaan dalam diri pengikut Kristus membutuhkan proses pendewasaan untuk mencapai titik dimana ia dapat menghasilkan buah kehidupan yang dapat dikecap oleh orang lain yang kemudian memuliakan Bapa di sorga (Matius 5:16)

Akhirnya, kesempurnaan iman Kristen tidak dapat dipahami hanya sebagai target yang harus dicapai, tetapi juga sebagai proses yang harus dilewati dalam perjalanan iman. Perjalanan itu dimulai dari kesadaran akan kesempurnaan alami kita sebagai bayi rohani yang harus terus bertumbuh hingga dewasa dan mampu menghasilkan buah kehidupan yang mempermuliakan Bapa di sorga. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IMAN DAN TANDA (Matius 16:1-4)

Matthew 16:1-4   1 Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada mereka.   2 Tetapi jawab Yesus: "Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah,   3 dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak.   4 Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus." Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi. Iman vs Tanda Orang Saduki dan Orang Farisi adalah kaum terpelajar yang secara khusus mendalami hukum-hukum Yahudi. Mereka juga hidup dalam penantian yang pasti akan kehadiran Mesias. Mereka jugalah yang terus menghidupkan pengharapan akan kedatangan Mesias dalam kehidupan ibadah orang Yahudi.  Mereka hidup dalam meditasi dan perenungan iman Yahudi mereka. Pada Ayat 1; me

GEREJA YANG IDEAL (Menurut KPR 2:41-47)

I . APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN GEREJA ? Apakah Gereja adalah gedung ? Apakah Gereja adalah organisasi ? Menurut ALKITAB, gereja adalah Kristen (pengikut Kristus) * 1 Petrus 2:9-10  Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: Yesus Kristus tidak membuat dan mengembangkan organisasi atau denominasi atau sinode tertentu tetapi mengorganisir Kristen. II. SIAPAKAH PENDIRI GEREJA ? * Matius 16:18  Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Jadi, Yesus Kristus tidak mendirikan gedung tetapi mendirikan sebuah jemaat. Gedung/tempat ibadah kemudian diadopsi menjadi kebutuhan Kristen. Pada dasarnya sebuah gedung permanen bukanlah kebutuhan primer

SYARAT MENJADI GEMBALA

Yohanes 21:15-19 Menyimak perbincangan Yesus Kristus dengan Simon Petrus dalam bacaan hari ini, kita akan belajar beberapa prinsip dalam pelayanan penggembalaan. Setidaknya ada tiga syarat penggembalaan yang tersirat dari perbincangan diatas. Baiklah kita lihat ketiga syarat tersebut secara terperinci. A. MENGALAMI KASIH ALLAH (Ay.15) 15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Pertanyaan pertama bukanlah sebuah pertanyaan retorika, bukanlah pula sebuah pertanyaan ujian atau uji coba. Beberapa hal yang melatarbelakangi  pertanyaan tersebut ialah 1. Kedaulatan Pilihan Allah terhadap Simon Petrus. Dalam Matius 16:16-19  Allah memilih Simon Petrus untuk memperkenalkan Yesus sebagai Mesias. Didalam dan diatas pengakuan in