Langsung ke konten utama

BAGI ALLAH TIDAK ADA YANG MUSTAHIL (Lukas 1:26-38)

Allah yang memulai karya baik dalam kehidupan orang percaya akan menyelesaikannya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pernyataan ini disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi sebagai ungkapan sukacitanya terhadap pertumbuhan iman mereka (Filipi 1:6).

Pernyataan ini merupakan sebuah pengakuan teologis Rasul Paulus memandang pada apa yang YAHWEH kerjakan dalam hidup orang Israel. Ia memilih Abraham, menjadikannya bangsa yang besar dan memberkati dunia melalui Israel.  

1. Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; 2.  Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 3.  Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." (Kejadian 12:1-3).

Dalam perjalanannya, Israel mengalami jatuh bangun dalam kehidupan iman mereka. Kitab Keluaran mengisahkan bagaimana Allah melalui perbuatan-perbuatan ajaib, melepaskan mereka dari perbudakan bangsa Mesir dan memimpin mereka ke tanah Kanaan. Ia menghukum Mesir, Ia juga menghukum bangsa-bangsa yang mencoba memerangi Israel dalam perjalanan mereka ke tanah Kanaan. Dalam kitab Keluaran juga dikisahkan berkali-kali Israel tidak setia kepada Allah namun Allah tetap setia terhadap janji-Nya kepada Abraham. Ia  konsisten dan tepat janji, inilah pengakuan Paulus dalam Filipi 1:6).

Dalam kitab Yosua, Hakim-Hakim, Rut, 1 & 2 Samuel, 1 & 2 Raja-Raja dan 1 & 2 Tawarikh, dikisahkan bagaimana Allah mengokohkan para hakim dan raja Israel walaupun tidak seluruh raja yang duduk di atas tahta itu taat kepada-Nya. Apakah Allah menarik kembali dan merevisi perjanjian yang dibuat-Nya dengan Abraham? Tidak. Ia konsisten dan tepat janji. Mengapa Ia tak berubah? Walaupun dikecewakan berkali-kali, mengapa Allah tak menyesali perjanjian-Nya dengan Abraham? Mengapa Allah mau? Mengapa Ia sanggup mengampuni kegagalan Israel?

Rasul Yohanes menyampaikan didalam kitab Wahyu: 

Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir." (Wahyu 22:13). 

Allah memiliki sifat dasar yang membedakan diri-Nya dengan ciptaan-Nya, yakni, Ia kekal. Yohanes membahasakan kekekalan Allah dengan dua abjad yunani yakni Alfa sebagai abjad pertama dan Omega sebagai abjad terakhir. Artinya semua pengetahuan dan pikiran yang melandasi berlangsungnya kehidupan di alam semesta ini berawal, berlangsung dan berakhir atau menemui kesimpulannya didalam Allah. Karenanya, ketika memilih Abraham, Ia tahu, akan seperti apa bangsa yang lahir dari Abraham. Ia tahu akan seperti apa respon Israel terhadap kasih dan kesetiaan-Nya. Ia mengetahui semua potensi kegagalan yang akan dialami Israel, Ia tahu akibat yang akan mereka tanggung. Dan Ia memilih untuk terus mengasihi mereka, karena Ia Allah, Ia mampu melakukannya.

23  Firman TUHAN kepadanya: "Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda." 24  Setelah genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya. (Kejadian 25:23-24). 

Setelah kegagalan demi kegagalan, Allah memegang janji-Nya atas Abraham dan melanjutkan janji-Nya melalui Daud.

12  Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. 13  Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. 16  Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya." 17  Tepat seperti perkataan ini dan tepat seperti penglihatan ini Natan berbicara kepada Daud. (2 Samuel 7:12-13, 16)
 

Judul yang diambil dari perenungan kitab Injil Lukas 1:26-38 adalah sebuah narasi pembuka dari kesimpulan tindakan kasih Allah terhadap Israel. Ketika Yakub memberkati anak-anak-Nya, Ia mengucapkan janji Allah bahwa Ia akan membangkitkan seorang raja ditengah-tengah mereka. 

 10  Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. (Kejadian 59:10)

Lukas 1:26-38 adalah kisah kelahiran Sang Raja yang berasal dari Yehuda, yang berhak atas Tongkat Kerajaan

26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, 27  kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. 28  Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." 29  Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. 30  Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 31  Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 32  Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 33  dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." 34  Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 35  Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. 36  Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. 37  Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." 38  Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Lukas 1:26-38)

 

ISI

1. Tindakan Allah.

Dalam bacaan di atas, terdapat dua tokoh utama dalam dua tindakan berbeda yang saling merangkai dalam percakapan yang dinarasikan oleh Dr. Lukas. Rangkaian pertama menjelaskan tindakan pertama dari oknum pertama yakni malaikat Gabriel. Narasi dalam rangkaian pertama yang terdapat dalam ayat 26-33 menjelaskan beberapa pelajaran penting yakni

a. Allah Berinisiatif (Ayat 26-28)

26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, 27  kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. 28  Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."

Seperti yang telah dijelaskan dalam pengantar, Allah yang memulai tindakan kebaikan dalam diri orang Israel. Ia juga akan melanjutkannya. Ia pergi ke Nazaret, pada waktu yang tepat, pada rumah yang tepat, menemui orang yang tepat. 

Ketika seseorang menjadi Kristen, Allah yang memilih dia, mengetahui keberadaan orang tersebut. Namun Ia memilih bukan karena keadaan seseorang, tapi karena janji yang telah dibuat-Nya dengan Abraham, bahwa setiap yang percaya kepada Yesus Kristus anak-Nya akan menjadi saluran berkat bagi dunia. Ia sanggup dan akan melaksanakan apa yang dijanjikan itu.

b. Allah Menepati Janji (Ayat 32-33)

32  Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 33  dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." 

Janji diatas adalah penggenapan dari janji Allah didalam 2 Samuel 7::12-13, 16. Rentang perbedaan waktu antara kejadian didalam kitab Samuel dan kejadian didalam injil Lukas ialah lebih dari 700 tahun. Ada banyak kejadian yang menyebabkan kejatuhan iman Israel dalam rentang waktu itu, namun tidak merubah terlaksanakannya janji Allah.

Ketika kita membaca salah satu janji Allah didalam Alkitab, sambil mempelajari konteks perikop atau pasal dan konteks yang lebih besar lagi yaitu kitab itu sendiri, kita melihat bahwa janji-janji Allah diucapkan dengan kondisi-kondisi tertentu. Hal ini menyebabkan banyak orang Kristen urung mengambil janji itu bagi dirinya sendiri, karena ada banyak syarat yang harus dilaksanakan agar janji itu dapat berlaku. Sebagian Kristen lainnya secara serampangan mengklaim janji tersebut tanpa memperhatikan rambu-rambu yang ditetapkan dalam syarat untuk mengalami janji Alkitab itu. 

Mengetahui bahwa Allah menepati janji-Nya artinya, Allah akan menolong si penerima janji agar memenuhi syarat untuk menerima janji-Nya itu. Kegenapan janji Allah adalah sepenuhnya tanggungjawab Allah, mengapa? Karena janji-janji-Nya bersifat supranatural. Hanya dapat terlaksana oleh tindakan supranatural.

c. Tindakan Allah Bersifat Supranatural (Ayat 31, 34-35, 37)

31  Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 34  Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 35  Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. 37  Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Allah yang bertindak menepati janji-Nya adalah Allah yang kekal yang menjadi Alfa dan Omega. Bagaimana cara memahami kekekalan? Bentangkan sebuah tali dan lihatlah ujung sebelah kiri dan tandai sebagai ujung Alfa, kemudian lihat pada ujung sebelah kanan dan tandai sebagai ujung Omega. Didalam rentang Alfa dan Omegalah segala sesuatu berlangsung, semua kehidupan dimulai pada titik Alfa dan mengalami kematian pada titik Omega. Dimana Allah? Allah ada dan melingkupi titik Alfa dan Omega tersebut. Ia tidak mengalami awal dan tidak berakhir. Ia tidak disebabkan, Ia adalah sumber segala sesuatu. 

Jika anda bertanya, apakah Allah sanggup menggenapi janji-janji-Nya, ya, Ia sanggup karena berkuasa melakukannya. Jika setelah anda mengevaluasi diri dan mendapati ada janji Allah yang belum tergenapi dalam kehidupan anda, mengapa? anda bertanya. Kalau Allah mampu, mengapa Ia tak menepati janji-Nya? 

Perhatikan rangkaian kedua dari narasi Lukas 1:26-38

2. Respon Manusia

29  Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. 30  Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 31  Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 32  Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 33  dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." 34  Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 35  Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. 36  Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. 37  Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." 38  Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Lukas 1:29-38)

Rangkaian Narasi kedua berbicara tentang respon Maria terhadap tindakan Allah. Bagaimana Maria menanggapi tindakan Allah menjadi cerminan umum dari tanggapan manusia terhadap tindakan Allah dalam kehidupan mereka. 

a. Tak Percaya Diri (Ayat 29)

29  Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.

"Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." (Lukas 1:28) Apa arti perkataan salam Gabriel tersebut? Beberapa terjemahan Alkitab membantu kita memahami salam ini.

Malaikat itu datang kepada Maria dan berkata, "Salam, engkau yang diberkati Tuhan secara istimewa! Tuhan bersama dengan engkau!" (Bahasa Indonesia Sehari-hari)

Malaikat itu datang dan berkata kepada Maria, “Allah bersamamu. Ia mau melakukan sesuatu yang sangat baik kepadamu!” (Bahasa Sederhana)

Gabriel muncul di hadapannya dan berkata, "Berbahagialah engkau, wanita yang terpilih! Tuhan menyertai engkau!" (Firman Allah Yang Hidup)

Dari ketiga hasil terjemahan tersebut kita melihat sebuah benang merah pengertian salam Gabriel ini, yaitu "Engkau Maria, istimewa dan dipilih Allah secara khusus, melalui kamu Allah akan melakukan perbuatan besar. Sepanjang sejarah Israel, hanya sedikit orang dan orang-orang tertentu saja yang mengalami penglihatan atau bertemu malaikat. Sikap tidak percaya diri Maria muncul karena ia merasa bukan orang yang tepat (tidak cukup suci) untuk dipilih Allah. 

Sikap ini juga dialami Petrus ketika menyadari bahwa orang yang menyuruhnya menebarkan jala yang kemudian menangkap banyak ikan adalah Yesus yang telah bangkit. Petrus tak percaya diri. Ia merasa tak layak. Sikap ini pun dialami banyak orang Kristen sepanjang masa. Yang ketika menghadapi anugrah, merasa tak layak menerimanya. Perasaan tak percaya diri untuk menerima anugrah Allah adalah bukti bahwa orang tersebut layak menerima-Nya.

 b. Tak Beriman (Ayat 34) 

34  Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"

Ketika Gabriel menjelaskan alasan Allah memilih dia dan apa yang akan dilakukan melalui hidup Maria, ia merespon secara natural, dengan logika manusiawinya. Bagaimana caranya aku bisa hamil, sedangkan aku belum memiliki seorang suami secara sah?

Ada banyak pertanyaan meragukan yang muncul dari logika kita terhadap tindakan Allah yang bersifat supra natural tadi. Walaupun ini adalah sebuah respon alamiah yang wajar, ini bukanlah respon yang benar. Jika Allah memiliki tujuan bagi anda, Ia akan menjelaskan tindakan-Nya tersebut kepada anda, seperti yang dilakukan-Nya kepada Maria. 

Berdoalah, tanyakan pada Allah, semua ketidakmengertian anda terhadap tindakan-tindakan-Nya. Pertanyaan adalah awal dari penyingkapan rahasia dan penemuan jawaban. Pertanyaan illahi yang digumuli bersama Allah akan mengalami penyingkapan illahi pada waktunya Allah.


c. Respon Yang Benar (Ayat 38)

38  Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia

Ketika Gabriel menyatakan bahwa  "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Maria memberi respon yang benar. Respon yang benar lahir dari pertanyaan-pertanyaan yang terjawab. Respon yang benar adalah jawaban-jawaban pergumulan iman. Respon yang benar lahir dari hati orang-orang yang menyadari ketidaklayakan mereka dihadapan Allah. 

Ketika anda menyadari bahwa anda tidak layak dihadapan Allah, anda adalah orang yang paling layak. Ketika anda mencaritahu apa yang dibutuhkan bagi iman anda, akan disingkapkan. Respon Maria adalah buah dari perjalanan imannya. Jika anda ingin memberikan respon yang benar terhadap tindakan Allah dalam hidup anda, setialah kepada-Nya dalam keadaan apapun. 

KESIMPULAN

1. Tindakan Allah adalah sepenuhnya inisiatif Allah. Ia menjawab doa karena Ia telah berjanji menjawab orang yang berseru dengan iman kepada-Nya. Tindakan Allah bersifat supra natural (mujizat) tak dapat dipahami akal manusia, hanya bisa dicerna dengan iman.

2. Jika anda salah meresponi tindakan Allah, anda mungkin mengalami mujizat, tapi berkat rohani akan terlewatkan dari hidup anda. Anda berdoa meminta kesembuhan, ketika sembuh, anda anggap dokter dan obat-obatan telah bekerja maksimal. Anda lupa bahwa ada berkat Tuhan lewat perawatan medis yang anda terima. Anda kehilangan sukacita mujizat kesembuhan. 

Bagi Allah tidak ada yang mustahil. Ia sanggup melakukan segala perkara. Responilah dengan benar dan alamilah kemustahilan illahi. Amin 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IMAN DAN TANDA (Matius 16:1-4)

Matthew 16:1-4   1 Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada mereka.   2 Tetapi jawab Yesus: "Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah,   3 dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak.   4 Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus." Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi. Iman vs Tanda Orang Saduki dan Orang Farisi adalah kaum terpelajar yang secara khusus mendalami hukum-hukum Yahudi. Mereka juga hidup dalam penantian yang pasti akan kehadiran Mesias. Mereka jugalah yang terus menghidupkan pengharapan akan kedatangan Mesias dalam kehidupan ibadah orang Yahudi.  Mereka hidup dalam meditasi dan perenungan iman Yahudi mereka. Pada Ayat 1; me

GEREJA YANG IDEAL (Menurut KPR 2:41-47)

I . APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN GEREJA ? Apakah Gereja adalah gedung ? Apakah Gereja adalah organisasi ? Menurut ALKITAB, gereja adalah Kristen (pengikut Kristus) * 1 Petrus 2:9-10  Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: Yesus Kristus tidak membuat dan mengembangkan organisasi atau denominasi atau sinode tertentu tetapi mengorganisir Kristen. II. SIAPAKAH PENDIRI GEREJA ? * Matius 16:18  Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Jadi, Yesus Kristus tidak mendirikan gedung tetapi mendirikan sebuah jemaat. Gedung/tempat ibadah kemudian diadopsi menjadi kebutuhan Kristen. Pada dasarnya sebuah gedung permanen bukanlah kebutuhan primer

SYARAT MENJADI GEMBALA

Yohanes 21:15-19 Menyimak perbincangan Yesus Kristus dengan Simon Petrus dalam bacaan hari ini, kita akan belajar beberapa prinsip dalam pelayanan penggembalaan. Setidaknya ada tiga syarat penggembalaan yang tersirat dari perbincangan diatas. Baiklah kita lihat ketiga syarat tersebut secara terperinci. A. MENGALAMI KASIH ALLAH (Ay.15) 15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Pertanyaan pertama bukanlah sebuah pertanyaan retorika, bukanlah pula sebuah pertanyaan ujian atau uji coba. Beberapa hal yang melatarbelakangi  pertanyaan tersebut ialah 1. Kedaulatan Pilihan Allah terhadap Simon Petrus. Dalam Matius 16:16-19  Allah memilih Simon Petrus untuk memperkenalkan Yesus sebagai Mesias. Didalam dan diatas pengakuan in