Langsung ke konten utama

BAGAIMANA GEREJA MENGELOLA KEUANGANNYA !

Persembahan Kasih atau biasa disingkat PK, adalah jumlah uang yang disepakati bersama oleh pengurus gereja yang diperuntukan membayar pengkhotbah yang diundang atau diberikan jadwal berkhotbah. Apakah sebuah keharusan bagi organisasi gereja memberikan persembahan kasih? Apakah boleh seorang pengkhotbah menetapkan tarif khotbah? Apakah ia boleh menuntut PK dari yang memberikan jadwal khotbah kepadanya?
Pertanyaan-pertanyaan diatas adalah pertanyaan klasik. Namun umumnya Kristen setuju bahwa PK harus diberikan kepada para pelayan Firman. 

Faktanya sedikit yang mendasarkan keputusan memberikan PK pada alasan-alasan Alkitab. Perjanjian Lama menjabarkan beberapa alasan memberikan PK pada pemeliharaan Suku Lewi oleh sebelas suku lainnya. Ketika Tuhan memberikan 10 Hukum Taurat, Ia mendirikan sebuah Negara dengan menetapkan konstitusi dimana negara itu didirikan. Bagaimana tanggungjawab dan kewajiban para negarawan melaksanakan tugasnya, diatur dengan saksama. Bagaimana tanggungjawab dan kewajiban warga masyarakat melaksanakan tugasnya, juga diatur dengan saksama. Konstitusi Israel yang disimpulkan didalam 10 Hukum Taurat sangatlah dalam dan mempengaruhi sampai kepada aspek sederhana kehidupan sehari-hari orang Yahudi. Yesus dan Kristen mula-mula di Yerusalem dan Yudea mengalami pergolakan antara hidup menurut Hukum Taurat atau hidup menurut Hukum Kristus.

Tulisan ini berusaha mencari dan menetapkan standart Kristen bagi pengelolaan keuangan, khususnya bagi penghidupan pelayan Firman dalam Gereja masa kini, sambil tidak meninggalkan akar standart hidup Kristen yang berasal dari konstitusi Israel yaitu 10 Hukum Taurat.
Pembahasan akan difokuskan pada dua hal mendasar yaitu pertama, pengelolaan keuangan yang berstandar Alkitab dan kedua, sikap yang ideal dari seorang pelayan terhadap PK. 

Harapan penulis, tulisan ini dapat mengawali diskusi panjang tentang dua hal dasar diatas juga dapat menyumbangkan solusi Alkitabiah terhadap pemecahan masalah-masalah lokal.

Bagaimana seharusnya sebuah gereja secara organisasi mengelola keuangannya? Beberapa pokok pikiran berikut adalah jawaban penulis:

1. Konsep pengelolaan keuangan haruslah didasarkan pada penafsiran Alkitab yang bertanggungjawab. Penafsiran yang bertanggungjawab artinya, proses penafsiran tersebut berlangsung secara akademis teologis dan menggunakan alat-alat penafsiran yang obyektif. 

Akademis teologis artinya, sistem penafsiran menggedepankan kaidah-kaidah akademis keilmuan seperti yang diajarkan dalam pelajaran Hermenutika di sekolah Teologi. 
Alat-alat penafsiran yang obyektif ialah 
1. Konkordansi Alkitab, 
2. buku sejarah latarbelakang Alkitab yang menjelaskan latarbelakang dunia militer, ekonomi, budaya dan sosial dari bagian Alkitab yang akan kita tafsir, 
3. Kamus bahasa asli Alkitab (Yunani dan atau Ibrani), 
4. Beberapa Alkitab terjemahan lain (paling tidak 3 jenis terjemahan), 
5. Buku teologi tentang keuangan, (Paling tidak 3 referensi tulisan teologi).

2. Dari hasil penafsiran tersebut diatas, kita lalu menetapkan tujuan pembelajaan keuangan gereja. Beberapa tujuan berikut, dalam pengalaman penulis adalah tujuan yang Alkitabiah yakni mengaju kepada 3 panggilan gereja yaitu
Koinonia, Marturia, Diakonia. 

Koinonia artinya persekutuan. Ketika Kristen bertemu, pertemuan tersebut bukanlah sebuah gerombolan tetapi kumpulan yang menikmati persekutuan antar sesama anggota dan juga persekutuan antar Kristen dan Kristus.
Tujuan pembiayaan keuangan Gereja pertama-tama haruslah diarahkan kepada Koinonia.

Marturia artinya bersaksi. Bahwa persekutuan Kristen haruslah berdampak kepada dunia. Gereja adalah agen Allah didunia untuk menyatakan kehendak-Nya, yaitu "menjadikan semua bangsa murid-Ku" (Matius 28:18-2). Marturia haruslah diterjemahkan secara detail, terarah dan terukur dalam program dan langkah-langkah nyata untuk mencapai target "semua bangsa murid-Ku" Apabila keuangan gereja tidak ditujukan untuk membiaya kehendak Allah "menjadikan semua bangsa murid-Ku" Maka pengurus gereja tersebut sedang merampok Allah sang empunya persekutuan tersebut. Kristus yang memberkati umatnya secara finansial agar berlimpah untuk mewujudkan kehendak-Nya, ingin agar umatnya tidak saja melayani dengan tubuhnya tetapi juga dengan uangnya. Rasul Paulus memuji jemaat Filipi karena pemberian mereka.

Kamu sendiri tahu juga, hai orang-orang Filipi; pada waktu aku baru mulai mengabarkan Injil, ketika aku berangkat dari Makedonia, tidak ada satu jemaat pun yang mengadakan perhitungan hutang dan piutang dengan aku selain dari pada kamu. Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.  (Filipi 4:15, 18 )

Gereja yang dibasuh oleh darah Yesus Kristus, memiliki DNA Kristus. Kalau gereja anda tidak terlibat atau tidak memiliki program "menjadikan semua bangsa murid-Ku", Apa DNA organisasi gereja anda? 
Pendeta Stepehen Tong berkata "jangan berikan uang anda kepada gereja yang tidak mengurus uang dengan benar" 
Secara rohani pengurus gereja tersebut berdosa kepada Tuhan yang memberkati keuangan jemaat dan secara sosial, gereja tersebut berdosa kepada jemaat karena menyalahgunakan kepercayaan jemaat yang berikan persembahan.

Diakonia artinya melayani sesama. Diakonia adalah pelayanan kedalam tubuh jemaat. Sehingga kebutuhan jasmani anggota gereja terpenuhi sambil mereka terus bermarturia dalam koinonia. Pembiayaan Diakonia menjadi yang terakhir menunjukkan bahwa Gereja menempatkan dirinya terakhir dan mengutamakan koinonia sebagai sumber pergerakan marturia atau "menjadikan semua bangsa murid-Ku".

Gereja yang terlalu berfokus kedalam akhirnya akan mengalami kemunduran dan kehilangan anggotanya karena tidak diikat oleh DNA Allah yaitu "menjadikan semua bangsa murid-Ku".

Akhirnya 2 pertanyaan tentang bagaimana idealnya sebuah gereja mengelola keuangannya? dan apa sikap yang ideal seorang hamba Tuhan terhadap Persembahan Kasih?

Setelah memahami penjelasan sederhana diatas tentang pengelolaan keuangan, maka setiap organisasi gereja dan pribadi didalamnya harus menyadari bahwa setiap rupiah adalah milik Tuhan dan harus digunakan untuk kepentingan Tuhan dan bukan kepentingan pribadi penguru gereja atau pendeta. 

Penulis sangatlah setuju dengan pendapat yang menganjurkan agar jemaat jangan memberi persembahan kepada gereja yang tidak membelanjakan keuangannya dengan benar. 
Sadarlah bahwa ada gereja yang bukan milik Kristus, yang dalam hal ini adalah gereja yang menggaji pendetanya dengan mahal pada saat ada diantara jemaat yang masih tinggal dibawah garis kemiskinan tanpa ada program pemberdayaan ekonomi dari gereja. 
Gereja yang bukan miliki Kristus adalah gereja yang keuangannya dikelola sesuai keinginan donatur utama. 
Gereja yang bukan miliki Kristus adalah gereja yang tidak membangun sistem pengelolaan keuangannya atas penafsiran Alkitab yang benar. 
Gereja yang bukan milik Kristus adalah gereja yang sistem keuangannya dikendalikan oleh segelintir orang untuk kepentingan yang mereka setujui.

Kalau anda adalah anggota dari gereja-gereja tersebut, pertimbangkanlah keanggotaan anda disana. Jika anda tidak dapat merobah sistem pengelolaan keuangan gereja itu, anda pasti akan terbawa arus pengelolaan keuangan yang duniawi. Solusinya adalah carilah dan jadilah anggota gereja yang pengelolaan keuangannya berorientasi kepada "menjadikan semua bangsa murid-Ku".


Komentar

Postingan populer dari blog ini

IMAN DAN TANDA (Matius 16:1-4)

Matthew 16:1-4   1 Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada mereka.   2 Tetapi jawab Yesus: "Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah,   3 dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak.   4 Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus." Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi. Iman vs Tanda Orang Saduki dan Orang Farisi adalah kaum terpelajar yang secara khusus mendalami hukum-hukum Yahudi. Mereka juga hidup dalam penantian yang pasti akan kehadiran Mesias. Mereka jugalah yang terus menghidupkan pengharapan akan kedatangan Mesias dalam kehidupan ibadah orang Yahudi.  Mereka hidup dalam meditasi dan perenungan iman Yahudi mereka. Pada Ayat 1; me

GEREJA YANG IDEAL (Menurut KPR 2:41-47)

I . APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN GEREJA ? Apakah Gereja adalah gedung ? Apakah Gereja adalah organisasi ? Menurut ALKITAB, gereja adalah Kristen (pengikut Kristus) * 1 Petrus 2:9-10  Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: Yesus Kristus tidak membuat dan mengembangkan organisasi atau denominasi atau sinode tertentu tetapi mengorganisir Kristen. II. SIAPAKAH PENDIRI GEREJA ? * Matius 16:18  Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Jadi, Yesus Kristus tidak mendirikan gedung tetapi mendirikan sebuah jemaat. Gedung/tempat ibadah kemudian diadopsi menjadi kebutuhan Kristen. Pada dasarnya sebuah gedung permanen bukanlah kebutuhan primer

SYARAT MENJADI GEMBALA

Yohanes 21:15-19 Menyimak perbincangan Yesus Kristus dengan Simon Petrus dalam bacaan hari ini, kita akan belajar beberapa prinsip dalam pelayanan penggembalaan. Setidaknya ada tiga syarat penggembalaan yang tersirat dari perbincangan diatas. Baiklah kita lihat ketiga syarat tersebut secara terperinci. A. MENGALAMI KASIH ALLAH (Ay.15) 15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Pertanyaan pertama bukanlah sebuah pertanyaan retorika, bukanlah pula sebuah pertanyaan ujian atau uji coba. Beberapa hal yang melatarbelakangi  pertanyaan tersebut ialah 1. Kedaulatan Pilihan Allah terhadap Simon Petrus. Dalam Matius 16:16-19  Allah memilih Simon Petrus untuk memperkenalkan Yesus sebagai Mesias. Didalam dan diatas pengakuan in